Pin It

06 May 2016

Posted by Widodo Groho Triatmojo on 15:03

Demi Keselamatan Penumpang Maka Bagian Depan Mobil Dirancang Mudah Ringsek

Teman saya bertanya, "Kenapa mobil sekarang mudah ringsek dan nyaris seperti kaleng kerupuk?" Mungkin pertanyaan serupa sering kita dengar. Bagi sejumlah orang khususnya pengguna mobil, ada yang belum tahu kenapa mobil sekarang bagian depannya mudah ringsek atau remuk saat terjadi tabrakan. Hal itu bukan karena kualitasnya buruk, melainkan sudah menggunakan teknologi crumple zone (zona benturan).

Apa itu crumple zone? Crumple zone atau zona benturan yang didesain untuk menyerap energi kinetik saat terjadi kecelakaan. Bagian depan atau belakang mobil yang sengaja dibuat mudah hancur ketika terjadi benturan keras agar kabin penumpang terlindungi dan tidak ikut rusak untuk keamanan dan keselamatan pengendara serta penumpang mobil.


Cara kerja crumple zone adalah menyerap energi kecelakaan yang kemudian akan mengerucut dan berubah bentuk saat tabrakan terjadi. Dengan begitu, energi akan terserap dan mengurangi efek tabrakkan yang bisa menyebabkan cedera fatal pada penumpang.

Teknologi crumple zone menuntut pemakaian bahan yang lunak, rapuh dan mudah remuk bila terjadi tabrakan. Tujuannya tak lain, agar energi dari benturan yang terjadi bisa terserap atau diredam sehingga impact-nya menjadi kecil pada penumpang.

Ironisnya, beberapa pemilik mobil yang justru menambahkan aksesori berupa bumper dari bahan besi. Maksudnya, tentu agar bagian belakang atau depan mobilnya tidak remuk bila bertabrakan dengan mobil lain. Jelas, ini sebuah kekeliruan. Karena batang besi yang dipasang, justru mencegah crumple zone bekerja. Energi benturan tidak lagi terserap sehingga menghasilkan impact yang besar dan meningkatkan potensi cedera pada penumpang.

Mobil keluaran terbaru kebanyakan sudah mengadopsi teknologi crumple zone. Crumple zone terbukti meningkatkan keamanan penumpang kendaraan saat terjadi tabrakan. Hal itu bisa terjadi karena mampu diredam oleh body bagian depan. Bagian depan mobil tersebut akan melipat atau mengkerut ketika terjadi benturan.

Risiko Mobil Rigit

Jika bodi mobil dibuat terlalu rigid seperti 1970-an, kemungkinan penumpang luka parah lebih besar. Sebab, bagian interior penumpang atau pengemudi bertumbukan keras dengan organ dalam tubuh atau tengkorak. Ini terjadi karena perlambatan mobil yang tiba-tiba, sehingga perlambatan badan dan organ tubuh tidak diredam. Untuk meredam maka ada bagian mobil di zona benturan yang di bikin lunak. Sebenarnya, teknologi ini bukan menjadikan bodi mobil menjadi lunak, tapi ada bagian yang dibuat dengan lipatan kecil sehingga akan mengkerut saat terjadi tabrakan depan. Mesin juga diperhitungkan untuk membantu penyerapan benturan. Jadi mesin tidak dirancang untuk langsung jatuh ketika terjadi kecelakaan, justru membantu penyerapan benturan. Dilihat dari aspek keselamatan, nilainya sangat baik. Sebab, penumpang tidak akan mengalami luka parah saat terjadi kecelakaan. Meski ringsek, orang di kabin tidak akan luka parah.

Pada dasarnya semua mobil keluaran sekarang sudah seperti itu, maka sering kita lihat terkena benturan sedikit saja langsung ringsek. Namun, tingkat penyerapan maupun batas kecepatan aman saat benturan berbeda-beda. Tingkat penyerapan benturan dihitung dengan pertimbangan kecepatan operasionalnya, seperti misalnya batas kecepatan minimum dan maksimalnya.

Kesimpulannya, jika kita selama ini sering mendengar ada istilah mobil kaleng kerupuk, tentu karena kita sering melihat sebuah mobil yang terlibat tabrakan ringsek tidak berbentuk. Kondisi kasat mata itu, meninggalkan kesan bahwa mobil dimaksud tentulah buruk aspek safety-nya.

Jadi, mobil yang sosoknya remuk dan kita sebut kaleng kerupuk, sesungguhnya lebih aman. Industri otomotif yang mengaplikasi standar keselamatan tinggi pada produknya, justru tidak lagi memakai kaleng. Tapi, boleh jadi mengaplikasi kerupuk kulit.... Kriuk....kriuk....
Pemerhati transportasi publik, bus, truck serta sejarahnya.
  • Facebook
  • WhatsApp
  • Instagram
  • Next
    « Prev Post
    Previous
    Next Post »

    Note: Only a member of this blog may post a comment.

    Terima Kasih

    Followers