Pin It

26 May 2016

Posted by Widodo Groho Triatmojo on 11:01

Tulehu, Brasil-nya Indonesia Pencetak Pemain Sepak Bola Berbakat

Kalau tidak ada sepak bola, mungkin kita semua tidak mengerti Tulehu. Kini Tulehu semakin di kenal dan mengukuhkan diri sebagai pemasok bakat-bakat sepak bola Indonesia. Jarak Tulehu dari Kota Ambon, ibukota Maluku, kurang lebih 24 kilometer. Masih di Pulau Ambon, tapi masuk Kabupaten Maluku Tengah. Disana, Tulehu diberi status baru, kampung sepakbola. Alasannya cukup rasional, disana lahir banyak talenta muda timnas. Punya se-gudang pemain. Dan berbakat pula. Beberapa nama, sukses merajai dan menjadi bintang, termasuk pada ajang Torabika Soccer Championship (TSC) 2016.


Desa Tulehu, Maluku bisa dibilang menjadi surganya bakat-bakat sepak bola. Bila selama ini Papua dianggap yang paling berkuasa secara bakat, Tulehu muncul dengan beberapa nama bintang mudanya. Beberapa pengamat sepak bola, bahkan menjuluki Tulehu sebagai Brasil-nya sepak bola Indonesia. Beralasan, beberapa bakat muda turut bersinar pada TSC 2016.

Kali ini saya mencoba merangkum pemain sepakbola berbakat asal Tulehu:

Ramdani Lestaluhu & Ambrizal Umanailo - Persija Jakarta

Persija Jakarta bisa dibilang sebagai salah satu klub yang sering menemukan bakat asli Desa Tulehu. Bila pada periode 2000an ada Imran Nahumarury, kali ini Ambrizal Umanailo dan Ramdani Lestaluhu yang bersinar.

Ramdani Lestaluhu memang sudah lama menjadi tulang punggung Macan Kemayoran. Hal itu pula yang diikuti oleh juniornya, Ambrizal Umanailo. Munculnya nama Ambrizal cukup mengejutkan. Masih berusia 20 tahun, dia menjadi ujung tombak Persija bersama Jose Guerra. Satu gol dan satu assist sudah dia ciptakan untuk Persija

Hendra Bayauw - Mitra Kukar

Nama Bayauw memang terkenal dengan kegesitannya. Pemain berusia 23 tahun ini sempat kembali ke Semen Padang untuk Piala Jenderal Sudirman lalu, sebelum akhirnya perkuat Mitra Kukar pada TSC 2016.

Alfin Tuassalamony - PBFC

Pemain berusia 23 tahun ini bisa dibilang diselamatkan oleh Pusamania Borneo FC. Setelah mengalami cedera, full-back jebolan SAD Uruguay tersebut ditampung oleh PBFC untuk TSC ini.

Abduh Lestaluhu, Manahati Lestusen & Pandi Lestaluhu - PS TNI

Trio Tulehu ini menghiasi daftar skuat dari PS TNI. Ketiganya menjadi pemain andalan saat PS TNI kukuh tetap tak mau merekrut pemain asing. Abduh Lestaluhu, lebih dulu dikenal setelah bermain bersama Persija Jakarta. Pemain yang berposisi sebagai bek sayap ini menjadi perhatian pada SEA Games 2013.
Sama halnya Abduh, Manahati juga turut menjadi gerbong timnas U-23 yang masuk PS TNI. Mantan kapten Bhayangkara Surabaya United ini masuk TNI setelah sepak bola Indonesia sedang kisruh.

Nama terakhir, Pandi Lestaluhu. Menjadi andalan Persija Jakarta dalam Bhayangkara Cup dan uji coba, Pandi malah hijrah ke PS TNI sepekan jelang bergulirnya TSC 2016.

Hasyim Kipuw - Bali United

Kipuw bisa dibilang sangat kenyang pengalaman. Beberapa klub besar pernah dibelanya, dimulai dari Persija Jakarta, Surabaya United, hingga Arema Cronus. Pada TSC 2016, dia dikontrak selama semusim bersama Bali United.

Ridwan Tawainella - PSM Makassar

Baru berusia 22 tahun, penampilan Ridwan mencuri perhatian kala PSM Makassar bertanding di Piala Sudirman 2015 lalu. Penampilan tersebut, membuatnya hingga kini memastikan satu tempat di lini tengah dan berduet dengan Syamsul Chaeruddin.

Adat Tulehu, Bayi Tujuh Bulan Di Turunin Ke Lapangan Bola

Konon anak-anak lelaki di Tulehu, harus pandai bermain bola. Mereka merasa dikucilkan, ketika tak pandai menendang bola. Bermain bola bagi anak-anak Tulehu seperti menimba ilmu di pendidikan formal. Punya jadwal, dan punya tujuan. Menjadi pemain terbaik, lalu bermain di timnas. Terakhir, banyak anak-anak disana, ingin bermain di lapangan Eropa.

Negeri itu sangat kuat adat, demikian pula agama. Adat sangat kental, sekental anak-anak belia sampai pria dewasa menjadikan sepakbola sebagai bagian dari hidup mereka. Adat dan sepakbola tumbuh subur bersama. Melekat, dan tak mudah luntur. Karen itu, setiap anak yang lahir selalu mengenal tiga hal, agama, adat, kemudian sepakbola. Setiap bocah laki-laki yang lahir di negeri ini diciptakan untuk bermain sepakbola. Lalu kegilaan anak-anak Tulehu terhadap sepakbola ini, kemudian membentuk kebiasaan dan budaya baru. Saat seorang bayi Tulehu berusia tujuh bulan, kaki mereka akan diolesi rumput lapangan sepakbola yang diletakkan di dalam piring atau semacam wadah.

Proses ini bisa dilihat pada saat aqikah. Ada maknanya, yaitu simbolisasi tentang orangtua yang berharap anaknya bisa membawa nama baik keluarga dan Tulehu melalui kulit bundar.
Pemerhati transportasi publik, bus, truck serta sejarahnya.
  • Facebook
  • WhatsApp
  • Instagram
  • Next
    « Prev Post
    Previous
    Next Post »

    Note: Only a member of this blog may post a comment.

    Terima Kasih

    Followers