Pin It

08 March 2021

Posted by Widodo Groho Triatmojo on 21:43

Daring... Boring... Semua Rindu Sekolah Tatap Muka

Entah kapan Pandemi Covid-19 akan berakhir, beberapa daerah pun masih memberlakukan metode pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau daring. Kebetulan sore tadi saya nelfon teman saya yang kebetulan sebagai guru di SMP Negeri 1 Barat, Magetan. Teman saya sedih karena baru saja dapat surat edaran sekolah daring diperpanjang lagi, belum bisa sekolah tatap muka. Tentu saja ini menjadi rutinitas yang membosankan tanpa ada aktivitas fisik tatap muka dalam waktu lama. Tidak hanya guru yang merindukan sekolah tatap muka, siswa juga merindukan suasana sekolahnya. Mereka kangen dengan suasana sekolah yang menyenangkan dan penuh keceriaan. Di sekolah kan mereka bisa bertemu teman dan tatap muka langsung dengan guru. Kelamaan daring jadi membosankan, luring…. daring…. boring….

 

Ibu Titim Matun Nasriyah, wali kelas VII G SMP Negeri 1 Barat, Magetan

Tidak hanya membosankan, secara tidak sadar PJJ juga dapat berakibat fatal pada putusnya pendidikan formal di masyarakat. Lha di tempat saya ada anak yang sudah mulai malas sekolah dengan proses pembelajaran secara online. Waktu itu sempat saya tanya "bagaimana sekolahnya?", ia pun menjawab "iya, tetap ada dan dilaksanakan secara online, tapi saya malas keluar cari jaringan untuk sekolah secara online". Kasus ini terkesan sederhana, tapi sebenarnya ini adalah problem yang perlu diperhatikan. Kondisi ini memang dapat memicu siswa berhenti sekolah, bukan karena mereka sengaja mau berhenti sekolah, melainkan ada faktor dan kondisi yang dapat mempengaruhi psikologis dan mental anak. 


Meskipun guru mencoba lebih kreatif dalam menerapkan PJJ melalui berbagai aplikasi daring, tetap saja daya tarik siswa menurun karena bosan dan kendala perangkat ataupun jaringan internet. Apalagi sebagian guru kesulitan mengeksplorasi aplikasi pendukung PJJ secara maksimal, sehingga interaksi guru dengan siswa kurang maksimal. Mayoritas hanya mengumpulkan tugas pembelajaran tanpa tindak lanjut dengan refleksi. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang mereka rancang untuk penuntasan belajar tidak bermakna karena kurangnya interaksi guru dan siswa secara intensif. 


Rasanya begitu sulit untuk kembali lagi ke era sebelum ada pandemi karena banyak syarat yang harus dipenuhi. ada 3 syarat yang harus dipenuhi agar sekolah bisa dibuka, pertama, suatu daerah berada di zona hijau atau kuning, kedua, semua perlengkapan protokol covid-19 sudah lengkap baik dari pihak sekolah maupun dari orangtua, dan terakhir, persetujuan Kepala Daerah. Apabila salah satu saja tidak terpenuhi, maka sekolah tidak akan dibuka secara tatap muka. Namun pada kenyataannya, aturan untuk menjaga keselamatan peserta didik lewat kebijakan belajar dari rumah, terkesan percuma karena banyak peserta didik yang berkeliaran di luar rumah tanpa memperhatikan protokol kesehatan. Pada satu sisi, tujuan pemerintah baik namun pada sisi yang lain juga berisiko terhadap rusaknya moral anak bangsa. 


Semoga Covid-19 segera berlalu dan sekolah tatap muka bisa berjalan kembali. 

Pemerhati transportasi publik, bus, truck serta sejarahnya.
  • Facebook
  • WhatsApp
  • Instagram
  • Next
    « Prev Post
    Previous
    Next Post »

    Note: Only a member of this blog may post a comment.

    Terima Kasih

    Followers