Pin It

05 June 2016

Posted by Widodo Groho Triatmojo on 21:41

Truck Bermuatan Overload Bukan Satu-satunya penyebab Jalan Berlubang, Justru Muatan Berlebih Untungkan Masyarakat

Kita semua sering mendengar, membaca atau melihat berita mengenai jalan rusak dan berlubang. Setiap ada jalan berlubang atau truck terguling selalu truck yang disalahkan akibat overload. Nah, menurut saya ini agak lucu, ketika banyak media menuduh itu akibat truck yang overload. Kemudian saling tuding dan berlanjut perdebatan dengan berbagai narasumber di undang ke redaksi. Salah satunya menuding sopir truck tidak tahu diri, sudah tahu muatan berlebih kok dibawa nanjak. Lalu presenter sibuk menelpon ke kepala bagian jembatan timbang untuk mengonfirmasi bagaimana sebuah truck overload bisa berkeliaran di jalan raya dan memacetkan lalu lintas. Eh ndilalah si pejabat timbangan cerdas, dia matikan HP nya, tidak mau menjawab pertanyaan dari si presenter, kapok ora hehehe.

Truck Bermuatan Overload Bukan Satu-satunya penyebab Jalan Berlubang, Justru Muatan Berlebih Untungkan Masyarakat

Peristiwa seperti diatas sangat sering terjadi. Dan biasanya begitu ada berita truck terguling, yang menjadi tudingan ya itu-itu saja. Overload, lolos timbangan, nyogok di timbangan dll.

Menurus saya, tudingan semacam itu tidak salah, namun juga tidak sepenuhnya benar. Kesalahan bukan pada sopir semata. Bahkan bukan masalah overload juga. Ada banyak faktor yang membuat sebuah truck terguling. Dan bahkan saya pribadi cenderung tidak menganggap overload itu sebagai faktor utama, justru kerusakan jalan aspal berlubang misalnya.

Bukankah aspal berlubang diakibatkan oleh overload? tidak selalu. Musuh utama jalan, baik aspal maupun beton adalah air. Jika jalan drainasenya buruk, maka bisa dipastikan, mau dilewati truck overload maupun tidak pasti akan cepat rusak.

Muatan Truck Overload Justru Untungkan Masyarakat

Sebenarnya, siapa sih yang mau overload? apa untungnya bagi pengusaha angkutan ataupun sopir truck? tidak ada. Truck menjadi cepat rusak, maintenance meningkat. Sopir pun jadi repot karena ban sering pecah. Yang paling diuntungkan sebenarnya itu pabrik dan masyarakat (secara ekonomis) dalam arti, biaya distribusi turun karena beban yang dimuat lebih banyak. Jadi misalnya beras jadi lebih murah. Gampangnya, karena muatannya banyak, bayarnya jadi lebih murah.

Nah, muatan overload memang menimbulkan problem sendiri. Tapi ketika terguling, itu bukan satu-satunya faktor. Menurut saya faktor paling dominan itu jalan berlubang yang membuat truck sering terguling. Dan jalan berlubang juga disebabkan banyak faktor dan nanti dibahas diakhir tulisan.

Truck Overload Bukan Kemauan Sopir Truck

Muatan overload itu sendiri bukalah kesalahan sopir truck. Sopir truck tinggal nurut saja disuruh muat sama bos. Dan bos truck juga nurut saja ke keinginan customer. Selama trucknya kuat, ya jalan.

Misalnya muatan dari pabrik. DO (Delivery Order) nya biasa diset pada 25 ton, 30 ton atau 35 ton untuk truck tronton. Pabrik juga tidak asal set tonase. Mereka telah melakukan penelitian sendiri. Untuk menjadi transportir di pabrik, itu tidak asal truck boleh masuk. Ada persyaratan tahun minimal pembuatan truck. Kemudian dilakukan pengecekan oleh petugas mereka. Artinya, overload ini bukan salah sopir truck ataupun pengusaha truck. Kenapa dibuat maksimal tonase nya? karena jika dipecah terlalu kecil, katakanlah 10 ton, maka bisa dibayangkan biayanya akan membengkak. Maka muncul angka ekonomis dan cukup aman yakni kisaran 25 ton, 30 ton atau 35 ton.

Beban Maksimal Jalan

Masalahnya kemudian adalah pihak pemerintah melalui DLLAJR menetapkan beban maksimal jalan sendiri. Itupun susah sekali dipastikan design jalan sesuai rencana, khususnya design kekuatan struktur jalan. Biasanya angka SF (Safety Factor) sebuah jalan itu kalo tidak salah 2.5x Sumbu Jalan. Artinya, jika jalan didesign dengan kekuatan 18 ton/sumbu, sebenarnya mampu menahan beban hingga 45 ton per sumbu jalan. Sehingga, ketika jalan didesign untuk truck tronton sebesar 20 ton, maka beban 30 ton pun sebenarnya cukup kuat dan masih dibawah ambang batas 45 ton tadi.

Namun kenapa jalan tetap rusak? Nah itu dia banyak faktornya.

Pertama, karena kekuatan jalan tidak sesuai rencana, entah disengaja (korupsi), atau kontraktor memang tidak mampu membangun jalan yang sesuai dengan rencana.
Kedua, desain drainase yang buruk membuat kekuatan jalan menurun secara drastis.

Mudah-mudahan mulai sekarang media lebih teliti lagi menelaah masalah di lapangan menyikapi jalan berlubang dan truck bermuatan overload.
Pemerhati transportasi publik, bus, truck serta sejarahnya.
  • Facebook
  • WhatsApp
  • Instagram
  • Next
    « Prev Post
    Previous
    Next Post »

    Note: Only a member of this blog may post a comment.

    Terima Kasih

    Followers