Pin It

08 May 2020

Posted by Widodo Groho Triatmojo on 18:23

Edan, Harga Bitcoin Tembus Rp 150 Juta (US$ 10.000) Per 1 BTC Menjelang Halving Mei 2020

Edan…. Harga Bitcoin (BTC) akhirnya berhasil menembus level US$10.000 (Rp150 juta) untuk kali pertama sejak Februari 2020, harga Bitcoin menguat tajam pada perdagangan aset digital hari ini (8/5/2020). Di hari ini harga Bitcoin sempat tembus US$10.000 per koin (1 BTC) atau setara Rp 150 juta seperti di tulis media asal Singapura, Business Times. Kemudian pukul 12.50 WIB harga Bitcoin berada di level 9.918,14 per koin. Berdasarkan data Coindesk, sejak Selasa (5/5/2020), pukul 16.20 WIB, Bitcoin diperdagangkan US$9.040 per koin atau setara Rp 135,6 juta (asumsi Rp 15.000/US$). Kenaikan harga Bitcoin karena adanya rencana halving pada 12 Mei 2020. Halving adalah proses pemrograman kembali Bitcoin yang memangkas pendapatan yang didapatkan penambang dari proses mengurai algoritma matematika guna menghasilkan Bitcoin. Saat ini penambang mendapatkan imbalan 12,5 BTC per blok yang ditambang pada Mei nanti akan turun menjadi 6,25 BTC per Blok. 

Edan, Harga Bitcoin Tembus Rp 150 Juta (US$ 10.000) Per 1 BTC Menjelang Halving Mei 2020

Proses halving ini dilakukan empat tahun sekali dan sudah dituliskan dalam kode yang mendasari Bitcoin. Tujuan untuk menjaga inflasi. Proses ini akan mengurangi pasokan Bitcoin yang masuk ke pasar sehingga harga bisa terdongkrak. setelah halving harga Bitcoin akan reli seperti emas? Berdasarkan penelusuran Coindesk tidak selalu begitu. Halving pernah dilakukan pada Agustus 2012. Ketika itu harga Bitcoin mengalami peningkatan 34% dalam empat minggu setelah halving. Harga meroket dari US$9,5 menjadi US$12,5 per koin. 


Halving kemudian dilakukan lagi pada Juni 2016. Sebelum halving, harga Bitcoin mengalami peningkatan hingga 45% di mana Bitcoin diperdagangkan di US$660 per koin. Namun setelah halving harganya malah anjlok 30% menjadi US$465 per koin.

Harga Bitcoin mencetak rekor baru pada US$1.160 per koin setelah enam bulan dari proses halving. Setelah periode ini, harga Bitcoin terus menanjak hingga mencetak harga tertinggi sepanjang sejarah mencapai US$20.000 per koin di Desember 2017. 


Kembali membahas fenomena kenaikan harga Bitcoin menjelang halving 2020. Kenaikan cepat Bitcoin sebenarnya sudah terpantau pada Kamis malam, 7 Mei 2020, ketika Pendiri Tudor Investment, Paul Tudor Jones mengatakan kepada Bloomberg, bahwa dia membeli Bitcoin untuk melawan inflasi. 

Kepada Bloomberg, sebelum Kamis tengah malam Waktu Indonesia Barat, investor dan pengusaha legendaris asal Amerika Serikat itu mengatakan, bahwa dia membeli Bitcoin untuk melindungi kekayaannya dari terjangan inflasi. Lalu, apakah saat ini tepat bagi kita untuk investasi Bitcoin? Kalau masyarakat niatnya memang berinvestasi Bitcoin dalam jangka panjang, tidak akan menjadi masalah karena berpotensi bullish. Tapi, kalau untuk investasi jangka pendek, ya sepatutnya waspada, dengan efek Fear of Missing Out (FoMO) saat ini dan lebih baik untuk sementara kita pantau pasar dulu lalu jual ketika Bitcoin mencapai all time high (ATH/harga tertinggi sepanjang masa) baru. 

Memang, kenaikan Bitcoin hingga US$10 ribu didorong oleh FoMO Bitcoin Halving. Dampak FoMO itu berlangsung seketika. Tapi dari sisi lain, wajar juga kalau harga Bitcoin harus di atas US$10 ribu setelah Halving. Momentum Halving dibuat untuk menjaga kelangsungan hidup para penambang (miner) Bitcoin, karena merekalah aspek paling penting dari ekosistem Bitcoin. Bukan investor (hodler/holder) dan trader. 


Penambang atau miner-lah yang akan terus menjadi prioritas sampai kapanpun juga, karena mereka yang menjaga keamanan jaringan Bitcoin dan memastikan kelangsungan hidup Bitcoin. Jadi, miner harus profit dulu, barulah aspek lain.
Pemerhati transportasi publik, bus, truck serta sejarahnya.
  • Facebook
  • WhatsApp
  • Instagram
  • Next
    « Prev Post
    Previous
    Next Post »

    Note: Only a member of this blog may post a comment.

    Terima Kasih

    Followers