Pin It

30 March 2015

Posted by Widodo Groho Triatmojo on 02:41

Lim A Goh Sang Pemborong Lapas Sukamiskin yang Akhirnya Mendekam di Penjara Buatannya Sendiri

Artikel sebelum ini membahas Arsitek Lapas Sukamiskin Bandung dan sekarang saya ingin menulis artikel tentang Pemborongnya, yakni Lin A Goh. Lim A Goh lahir di Konghu Cina tahun 1890, datang ke Batavia tahun 1906 menyusul ayahnya yang sudah terlebih dahulu ke Batavia. Tahun 1909 Lim A Goh sebagai pengrajin kayu yang handal pindah ke Bandung dan menuntut ilmu di sekolah teknik dan kursus bahasa Belanda. Awalnya Lim A Goh tinggal di Gg. Soeniaradja (Gg. Suniaraja) kemudian pindah ke Chinesche Voorstraat (Jl. Pecinan Lama). Rumah di Jl. Pecinan Lama.



Tahun 1914 Lim A Goh resmi mendirikan perusahaan Bouwbureau en Aannemer Lim A Goh yang berkantor di Chinesche Voorstraat (Jl. Pecinan Lama). Bouwbureau en Aannemer Lim A Goh bergerak di bidang pengerjaan pekerjaan sipil (bangunan, jalan, pengairan, jembatan) dari pihak Pemerintahan Kota, Militer bagian Zeni dan swasta. Antara tahun 1914 –1920 Lim A Goh telah membangun banyak bangunan berukuran besar dan kecil untuk rumah tinggal, sekolah, perkantoran, penjara, barak militer dan gedung pertunjukan, tepatnya tahun 1918 dia membangun PENJARA SUKAMISKIN. 



Lim A Goh punya cara unik untuk mendidik para pegawainya agar menjadi profesional. Sebuah cara yang bila diterapkan sekarang pasti akan menimbulkan rasa marah para pegawainya dan cibiran disertrai kata “keterlaluan, dasar tidak mau rugi”dari para saingannya. Ketika pagi-pagi pegawainya meminta bahan kerja, seperti paku misalnya, Lim A Goh akan bertanya untuk pekerjaan apa saja. Berdasarkan rincian kerja yang dikatakan pegawainya Lim A Goh memberinya paku tepat sebanyak yang dibutuhkan untuk seluruh pekerjaan yang diutarakan. Bila kemudian ternyata ada beberapa paku yang patah atau bengkok ketika dipakukan, pengambilan paku pengganti harus disertai pengembalian paku-paku yang rusak. Cara unik ini mengajarkan pegawainya untuk bekerja secara hati-hati, berdisiplin, bekerja dengan teknik pengerjaan yang benar, menghargai barang perusahaan, dan memupuk rasa ikut memiliki perusahaan karena dari perusahaan itulah mereka mendapatkan sesuatu untuk kehidupan mereka. Para pegawainya dapat menerima cara pendidikan Lim A Goh, terbukti sering dan banyaknya pegawai dan keluarganya berkunjung ke rumah Lim A Goh yang semuanya diterima dengan tangan terbuka dan ramah.


Lim A Goh bukan tipe anemer yang mencari tambahan keuntungan lewat pengurangan bahan atau kualitas bahan kerja yang akan menurunkan kualitas bangunan sebagaimana yang sering dilakukan oleh beberapa kontraktor dewasa ini. Lim A Goh punya kiat khusus dalam memanfaatkan limbah kerja. Spesifikasi pekerjaan pembetonan di masa Hindia Belanda mensyaratkan penggunaan papan kayu berkualitas baik untuk dinding tempat pengecoran beton, bahkan pada pekerjaan pembangunan viaduct jalan kereta api, papan yang digunakan adalah papan kayu jati. Tidak seperti sekarang yang cukup dengan papan kayu Albasiah yang bentuknya seringkali melengkung, tidak empat persegi panjang, pecah atau berlubang. Pada saat pekerjaan pengecoran selesai, papan-papan dilepaskan dengan hati-hati agar tidak rusak dari beton hasil pengecoran. Papan-papan tersebut tidak dibuang begitu saja atau dipakai kayu bakar oleh para pekerja. Setelah semua terkumpul papan-papan tersebut dibawa ke tempat pengerjaan perabot rumah milik Lim A Goh untuk dijadikan kursi, meja dan perabot lainnya. Cara ini memberikan keuntungan berlebih dari produksi perabot rumah yang masih ditekuninya walaupun sudah menjadi anemer besar.

Tahun 1942 ketika tentara Jepang menduduki Bandung, rumah dan kantor anemer Lim A Goh digeledah dan diobrak-abrik sehingga banyak arsip kantor yang hilang dan hancur. Anemer Lim A Goh sempat dimasukkan ke dalam kamp interniran di penjara Sukamiskin yang dia bangun untuk beberapa bulan oleh tentara Jepang karena dianggap sebagai kolaborator pemerintah Hindia Belanda. Kejadian ini pasti tidak pernah terbayangkan oleh Lim A Goh ketika membangun penjara Sukamiskin pada awal tahun 1920-an.
Pemerhati transportasi publik, bus, truck serta sejarahnya.
  • Facebook
  • WhatsApp
  • Instagram
  • Next
    « Prev Post
    Previous
    Next Post »

    Note: Only a member of this blog may post a comment.

    Terima Kasih

    Followers