Pin It

21 March 2018

Posted by Widodo Groho Triatmojo on 13:03

Sigit Setiawan, Pembuat Wayang Kulit Dari Desa Ambalkliwonan, Ambal, Kebumen

Masih dalam bahasan budaya Jawa, di artikel sebelum ini saya menulis dalang dan pembuat gamelan Ki Wido Seno Aji. Kali ini saya akan mengulas Sigit Setiawan (26), warga Desa Ambalkaibon Kecamatan Ambal Kebumen. Sigit Setiawan ini berprofesi sebagai perajin wayang kulit. Profesi perajin wayang kulit saat ini hanya tinggal beberapa di Kebumen dan Sigit merupakan salah satunya.

Sigit Setiawan, Pembuat Wayang Kulit Dari Desa Ambalkliwonan, Ambal, Kebumen

"Profesi ini saya rasakan paling sesuai dengan batin saya. Sebelumnya, setelah lulus SMK di tahun 2010 saya bekerja di sebuah perusahaan swasta di Bekasi selama 4 tahun, kemudian beralih sebagai petani buah dan sayur di Kecamatan Mirit selama setahun," tutur Sigit.

Meski baru dua tahun lebih dirinya menekuni profesi langka ini, namun peminat wayang kulit garapannya kini cukup banyak dan tersebar di berbagai daerah. Diantaranya, Yogyakarta, Solo, Banyumas, Purworejo, Ponorogo, Semarang dan Kebumen. Menurut Sigit, selain dalang dan kolektor barang seni, pemesan ada yang berprofesi sebagai perajin wayang yang sengaja mengirimkan wayang setengah jadi yang sudah ditatah atau diukir untuk di garap pewarnaannya.

Dalam hal pembuatan wayang kulit ini, Sigit menuruni bakat seni pembuatan wayang dari almarhum ayahnya yang juga berprofesi sebagai dalang wayang kulit. Sigit lebih fokus memilih pembuatan wayang secara 'alusan'. Pengertian alusan ini menurutnya bisa terlihat dari detail dan kualitas penggarapannya.

Penggarapan wayang kulit secara alusan ini memang lebih rumit dan memakan waktu lama. Untuk menyelesaikan satu wayang paling cepat sebulan mulai dari pemolaan hingga penyunggingan atau pewarnaan. Karena lamanya proses pembuatan, untuk saat ini Sigit fokus menggarap pesanan pewarnaan saja. Untuk pewarnaan wayang kulit, Sigit mematok tarif Rp 200 ribu sampai Rp 1 juta per wayang.

Pewarnaan sebuah wayang tersebut bisa terselesaikan 4 hari hingga 2 minggu, tergantung jenis dan ukurannya. Awalnya seluruh permukaan wayang diberi warna putih (pemutihan), lalu berlanjut dengan pemberian warna lain sesuai dengan bagian-bagiannya.

Menurut Sigit, Paling rumit adalah penyelesaian akhir berupa pembuatan ornamen serupa motif batik di masing-masing bagian dan pelapisan bubuk emas atau prada.

Kampung Jawa Kebumen

Maka tidak mengherankan bila Desa Ambalresmi, Kecamatan Ambal, dipilih bupati sebagai Kampung Jawa Kebumen. Alasannya, di desa tersebut terdapat rumah mantan Bupati Ambal, Poerbonegoro, bangunan SDN 1 Ambalresmi yang merupakan cagar budaya. Di desa ini juga masih banyak dijumpai rumah warga yang memiliki ciri khas Kebumen, yaitu srotong dan bandung.

Di Desa Ambalresmi, juga banyak terdapat tokoh budaya dan pelaku seni, seperti dalang, sinden, pengrawit, penari, hingga seniman kethoprak yang berpotensi sebagai pelaku kegiatan Kampung Jawa Kebumen. Selain itu, di desa Ambalresmi ada home industri pakaian adat jawa berupa blangkon, sorjan, beskap, wayang golek dan wayang kulit. Masyarakat desa juga masih menjunjung tinggi nilai-nilai luhur budaya Jawa. Terbukti dengan adanya kegiatan grebeg cah angon, kursus pedhalangan, adanya pemeliharaan cagar budaya yang di dalamnya terdapat benda-benda purbakala. Mulai dari keris, kuluk, baju milik mantan Bupati Ambal serta silsilah trah Bupati Poerbonegoro.
Pemerhati transportasi publik, bus, truck serta sejarahnya.
  • Facebook
  • WhatsApp
  • Instagram
  • Next
    « Prev Post
    Previous
    Next Post »

    Note: Only a member of this blog may post a comment.

    Terima Kasih

    Followers