Pin It

11 October 2016

Posted by Widodo Groho Triatmojo on 19:41

Belajar Hidup Dari Ketangguhan dan Kesabaran Pengemudi Truck Di Jalan

Dalam perjalanan hidup saya banyak belajar tentang hidup dari sebuah alat transportasi bernama truck. Namun anehnya entah mengapa kok banyak ya yang gak suka dengan kehadiran kendaraan besar ini. Dibilang pembawa kemacetan lah, jalannya pelan lah, menghalangi jalan lah, sukanya berada di jalur kanan lah, entah apa lagi sumpah serapah pemakai jalan lain pada truck. Mulai sekarang cobalah ditelaah lebih jauh betapa sulitnya kehidupan mereka ini para sopir-sopir truck. Penderitaan para pengemudi truck di jalan gak ada habisnya namun mereka menikmatinya demi mengantarkan barang bawaan kebutuhan kita semua, walau truck tronton sering mengalami kendala ban pecah, baut roda patah, as roda patah maupun velg pecah. Nah disitulah kita bisa belajar dari ketangguhan pengemudi truck. Para pengemudi truck ini begitu sabar dengan apa yang mereka alami di jalan.



Bila kita melihat foto diatas, hal itu masih belum seberapa, kadang para pengemudi truck ini mengalami hal yang lebih menyusahkan yakni mengalami patah baut roda seperti foto dibawah ini.


Baut roda memang terbuat dari baja alloy yang memiliki titik leleh cukup tinggi (baja mutu tinggi), namun apabila terlalu sering di kendor-kencangkan dan akibat beban berat sekian lama maka mutu baja akan turun atau bentuk baut roda sudah tidak lurus lagi alis bengkok. Lama kelamaan baut juga bisa putus atau patah. Nah mereka para pengemudi truck masih bisa tetap tenang menghadapi kendala baut roda patah.

Saat di jalan pun para pengemudi truck sering mengalami hal-hal yang memicu stress namun mereka tetap tenang dan santai. Berikut fakta pengemudi truck yang bisa kita ambil buat pelajaran dalam hidup kita:

1. Mobil mereka panas, dibawah mereka ada mesin dan tidak ada AC gan.

2. Mereka sering di jalur kanan, karena kendaraan besar sulit bermanuver ketimbang kendaraan kecil. Dan di lajur kiri itu sering ada mobil angkutan yang menurunkan penumpang, belum lagi sepeda motor.

3. Bukannya tidak mau mengalah, tetapi untuk bermanuver sangat sulit. Sering sekali kita tidak mau mengalah kepada kendaraan besar yang ingin berbelok, padahal belok itu susah lho. Coba deh sekali - sekali naik truk.

4. Banyak pungli. Yah kalo ini semua orang juga tau dah, dari mulai yang berseragam sampai preman jalanan.

5. Hidup mereka tidak teratur, mereka kudu tidur dan menunggu antrian berjam-jam lamanya. Baik itu antrian muat maupun untuk bongkar di tujuan. Kesabaran mereka melebihi uang yang mereka dapatkan.Maka terkadang kita melihat tulisan unik berbunyi “GAK PULANG DICARI, PULANG DIOMELI”. Sepintas kalimat itu terkesan kocak dan mengundang tawa. Namun, jika ditelusuri lebih jauh, kalimat tersebut merupakan refleksi dari kegalauan pengemudi dalam menjalani hidup.
6. Mengapa mereka berjalan pelan di tol? Bukan karena powernya kurang, tetapi ban mereka tidak tahan terhadap panas. Ban mereka bukan ban super canggih, ban mereka kadang kala hanya vulkanisiran. Makanya banyak kasus ban pecah di tol.

 Sayang seringkali kita menertawakan kegetiran hidup orang lain. Tragedi bagi seseorang kerapkali dibaca sebagai komedi bagi orang lain. Di samping itu, hidup yang penuh tragedi tidak melulu harus dihadapi dengan tangis dan air-mata seperti para pengemudi truck ini. Seperti dalam teks kalimat di bagian belakang bak truck di atas, “GAK PULANG DICARI, PULANG DIOMELI”, terkesan lucu dan bernada humor. 

Teks kalimat itu merefleksikan – sejatinya – kegamangan hidup berupa perpaduan antara kerinduan dan kejengkelan. Term “GAK PULANG DICARI” merefleksikan kerinduan, kangen yang menggebu; sementara itu, “PULANG DIOMELI” menandakan adanya kejengkelan (atau bahkan mungkin kebencian). lantas, apa yang membuat sopir truk (atau kenek-nya) menulis kalimat itu ?

 Para pengemudi truck mengangkut barang untuk jarak jauh sehingga sering pisah lama dengan istri dan anak-anaknya. Istrinya kadang-kadang telpon posisi atau kapan pulangnya. Tapi kalau pas pulang, kadang-kadang di omeli karena bawa uang terlalu sedikit. 

Dari situ kita bisa melihat betapa hidup sebagai sopir truk penuh dengan resiko dan balada. Hidup yang penuh dengan kisah kebersahajaan khas orang-orang pinggiran di Indonesia. Realitas sosial seperti ini tentu saja sangat dilematis bagi seorang pengemudi truck. Penghasilannya jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan ditambah dengan berbagai resiko yang dihadapi di jalanan. Namun mereka menghadapinya dengan penuh kesabaran
Pemerhati transportasi publik, bus, truck serta sejarahnya.
  • Facebook
  • WhatsApp
  • Instagram
  • Next
    « Prev Post
    Previous
    Next Post »

    Note: Only a member of this blog may post a comment.

    Terima Kasih

    Followers