Pin It

09 March 2020

Posted by Widodo Groho Triatmojo on 14:55

Kembalinya Keris Nogo Siluman Milik Pangeran Diponegoro Setelah Ratusan Tahun Di Belanda

Setelah tidak diketahui keberadaannya lebih dari 100 tahun, akhirnya keris Nogo Siluman milik Pangeran Diponegoro yang sebelumnya berada di Belanda, dipulangkan ke tanah air. Hal itu diungkapkan sejarawan Universitas Gadjah Mada, Sri Margana, Sabtu (7/3/2020). Beliau adalah anggota Tim Verifikasi Keris Pangeran Diponegoro. Menurut beliau, keris tersebut sempat hilang ratusan tahun lalu dan telah ditemukan di Belanda kemudian resmi diserahkan ke Museum Nasional Indonesia di Jakarta, Kamis (05/03/2020). Penyerahan keris Kiyai Naga Siluman itu dilakukan Duta Besar Indonesia untuk Belanda I Gusti Agung Wesaka Puja dan diterima langsung oleh Kepala Museum Nasional Indonesia Siswanto. 

Kembalinya Keris Nogo Siluman Milik Pangeran Diponegoro Setelah Ratusan Tahun Di Belanda
Keris Nogo Siluman (Dokumen Pribadi Sri Margana)

"Hari ini merupakan momentum yang bersejarah dengan kembalinya keris Pangeran Diponegoro sejak keluar dari tanah air kita 150 tahun lalu," kata I Gusti Agung Wesaka Puja sebagaimana dikutip laman Historia.

Kembalinya Keris Nogo Siluman Milik Pangeran Diponegoro Setelah Ratusan Tahun Di Belanda
Penyerahan keris Nogo Siluman (dok: Rijksoverheid.nl)

Seorang sejarawan Belanda, Caroline Drieenhuizen mengatakan Belanda selalu ragu terkait pemulangan artefak-artefak Indonesia. 

"Belanda sangat ragu untuk mengembalikan artefak dan kalaupun dikembalikan, mereka melakukannya seperti keinginan baik mereka, bukan karena Indonesia punya hak untuk mendapatkan barang itu kembali. Mereka tidak merasa itu," kata Caroline kepada wartawan BBC News Indonesia, Endang Nurdin, Kamis (05/03).

Keris Pangeran Diponegoro ini dikabarkan sempat hilang dan Caroline menyatakan museum-museum itu tidak mencari dengan benar. 



Sejarah Berpindahnya Keris Pangeran Diponegoro Ke Belanda 

Dalam sejarahnya, saat itu Pangeran Diponegoro dijebak dan ditangkap oleh panglima tentara Belanda Letnan Gubernur Jenderal Hendrik Merkus Baron De Kock saat pertemuan di kediaman Residen Kedu, Frans Gerhardus Valck, pada Minggu 28 Maret 1830 atau 2 Syawal 1245 H, perang Jawa (Java Oorlog) yang sudah berkobar selama lima tahun pun padam. Padahal pemimpin perlawanan rakyat Jawa itu datang untuk bersilaturahmi dengan musuhnya itu pada Lebaran hari kedua. 

Namun, Pangeran Diponegoro bersama pengikutnya malah dipaksa menyerah dan meletakan senjata. Dari kediaman Residen Kedu di Magelang, Pangeran Diponegoro dipindahkan ke Semarang menggunakan kereta kuda dan dikawal 500 pasukan kavaleri Belanda. Dalam kurun Mei-Juni 1830, Pangeran Diponegoro bersama keluarga dan beberapa orang dekatnya, dipindahkan ke Batavia dan dibuang ke Manado, Sulawesi. Sebagai tanda kemenangan, De Kock mengirimkan salah satu keris pusaka Pangeran Diponegoro, Kiai Nogo Siluman atau Kiai Naga Siluman kepada Raja Belanda Willem I. 

Keris Kiai Nogo Siluman yang merupakan simbol kepemimpinan Pangeran Diponegoro di tanah Jawa, dibawa ke Belanda oleh utusan De Kock, Kolonel Jan-Baptist Cleerens. Sebagai bukti keaslian keris tersebut milik Pangeran Diponegoro, disertai keterangan dari Sentot Alibasyah Prawirodirdjo, salah satu panglima perang Pangeran Diponegoro. Pengiriman keris Kiai Nogo Siluman tersebut terekam dalam korespondensi antara De Secretaris van Staat dengan Directeur General van het department voorWaterstaat, NationaleNijverheid en Colonies antara 11-15 Januari 1831. Keris itu kemudian disimpan di Kabinet Kerajaan untuk Barang Antik atau Koninkelijk Kabinet van Zelfzaamheden di Den Haag. 

Direktur Koninkelijk Kabinet van Zelfzaamheden, SRP van de Kasteele, juga sempat meminta keterangan dari Raden Saleh (1807-1880) untuk mengidentifikasi keaslian keris tersebut pada Januari 1831. Reden Saleh yang sedang memperdalam ilmu melukis di Eropa sejak 1829, memastikan keaslian keris tersebut dengan membuat penilaian singkat berdasarkan surat keterangan yang dibuat Sentot Alibasyah Prawirodirdjo. 

Pada 1876, Keris Kiai Nogo Siluman dipamerkan di Philadelphia, Amerika Serikat. Tercatat dalam katalog pameran menyebutkan keris tersebut milik Pangeran Diponegoro. Pada 1883, ketika Koninkelijk Kabinet van Zelfzaamheden bubar, banyak koleksi yang dimiliki tersebar ke sejumlah museum. 

Banyak juga informasi mengenai koleksi ikut hilang, termasuk keris Pangeran Diponegoro Kiai Nogo Siluman yang diserahkan kepada Museum Volkenkunde di Leiden. Sejak 1883, jejak keberadaan keris Kiai Nogo Siluman takdi ketahui dan menyebabkan timbul berbagai spekulasi. 

Setelah lebih dari seratus tahun dinyatakan hilang, pencarian kembali keris Kiai Nogo Siluman dimulai pada 1984 oleh Peter Pott, kurator Museum Volkenkunde dan kemudian menjadi direktur museum. Namun, penelitian Pott kemudian terhenti. Pencarian kembali dilakukan Profesor Susan Legene dari Vrije Universiteit Amsterdam, Johanna Leigjfeldt (2017), dan Tom Quist (2019). 

Johanna dan Quist menemukan dan menghadirkan tiga dokumen untuk memastikan keris Kiai Nogo Siluman milik Pangeran Diponegoro. Pada Januari 2020, tim verifikasi dari Wina, Austria, Habil Jani Kuhnt-Saptodewo memperkuat penemuan keris milik Pangeran Diponegoro itu. 

Pada Februari 2020, Ketua Departemen Sejarah Universitas Gadjah Mada Sri Margana diminta Dirjen Kebudayaan Kemendikbud untuk menverifikasi hasil temuan Provenant Research di Museum Volkenkunde Leiden itu. Dia pun memastikan bahwa keris milik Pangeran Diponegoro itu adalah keris Kiai Nogo Siluman yang telah lama hilang. 


UPDATE…. ! 

Kembalinya Keris Nogo Siluman Milik Pangeran Diponegoro Setelah Ratusan Tahun Di Belanda

Keris KIAI NOGO SILUMAN milik Pangeran Diponegoro diserahkan kembali oleh Raja Belanda kepada Presiden Jokowi sebagai milik sah rakyat Indonesia pada Selasa 10 Maret 2020 di Istana Bogor.

Pemerhati transportasi publik, bus, truck serta sejarahnya.
  • Facebook
  • WhatsApp
  • Instagram
  • Next
    « Prev Post
    Previous
    Next Post »

    Note: Only a member of this blog may post a comment.

    Terima Kasih

    Followers