Pin It

23 March 2019

Posted by Widodo Groho Triatmojo on 20:35

Mengenal Kalsit atau Limestone (Kalsium Karbonat) Sebagai Bahan Pembuatan Kaca

Siang tadi unggahan lama di IG saya @widodogroho saat bongkar muatan kalsit di pabrik kaca PT Mulia Industrindo Tbk Cikarang dikomentarin follower saya dan orang tersebut menanyakan apa itu kalsit (Kalsium Karbonat). Nah di artikel ini saya akan jelaskan mengenai kalsit ini. 

Mengenal Kalsit atau Limestone (Kalsium Karbonat) Sebagai Bahan Pembuatan Kaca
Mengenal Kalsit atau Limestone (Kalsium Karbonat) sebagai bahan pembuatan kaca

Sebenernya kalsit ini adalah Limestone atau batu kapur atau gamping. Limestone ini merupakan batuan sedimen yang susunan utamanya terdiri dari kalsium karbonat CaCo3 dalam bentuk mineral kalsit, dolomit CaMg (CO3)2 dan aragonit (CaCO3).


Limestone atau kalsit ini erbentuk dengan beberapa cara yaitu secara organik, mekanik dan kimia. Sebagian besar batu gamping di alam terjadi secara organik. Jenis ini berasal dari kumpulan endapan cangkang kerang, siput, foraminifera, ganggang, atau berasal dari kerangka binatang yang telah mati. Batu gamping tersebar luas di seluruh wilayah Indonesia dengan karakteristik yang berbeda-beda, hal ini terjadi karena dipengaruhi oleh kondisi geologi masing-masing daerah. Nah, kalsit yang saya angkut menggunakan truck tronton dan dibawa ke pabrik kaca Mulia Industrindo itu berasal dari PT Sugih Alamnugroho di Bedoyo, Gunungkidul, DIY. 


Dalam penglihatanku potensi pertambangan bahan galian tersebut memang terdapat hampir di semua wilayah kecacatan Bedoyo. Hal ini tentu juga memicu para penduduk untuk dapat memanfaatkan potensi sumber daya alam yang dimilikinya untuk menopang berbagai kebutuhan hidupnya.

Kegiatan pertambangan batu gamping di Gunungkidul sejatinya menunjukkan bahwa kebutuhan material hasil pertambangan tersebut tak pernah mengalami penurunan, karena secara faktual berbagai produk barang jadi yang diolah dari hasil batu tersebut juga semakin besar volume kebutuhannya. Pemanfaatan hasil tambang batu putih sejatinya menopang kebutuhan berbagai sektor industri, kerajinan, bahan bangunan, sampai dengan produk bahan kimia, produk kesehatan, produk konsumsi harian seperti sabun, pasta gigi, sampai dengan produk-produk kosmetika.  

Mengenal Kalsit atau Limestone (Kalsium Karbonat) Sebagai Bahan Pembuatan Kaca

Macam Batuan di Gunungkidul

Batu tambang di Gunungkidul secara umum dibagi menjadi dua macam, yaitu batu gamping kasar dan halus. Kemudian berdasar beberapa sumber kepustakaan yang ada berdasar penggunaan dibagi meliputi: batu pasir tufan, breksi batu apung, zeolit, batu gamping kalkarenit, serta kaolin dan feldspar. Kelima jenis bahan galian tersebut mempunyai banyak manfaat.

Beberapa contoh kegunaan di antaranya; Batu Gamping Kalkarenit, contoh jenisnya batu gamping berlapis, biasa dimanfaatkan untuk Ornamen. Batu Pasir Tufan, Bahan galian ini merupakan bahan pondasi bangunan ringan, perkerasan jalan, dan industri kerajinan batu hias, patung atau relief dinding.

Jenis lain yakni Breksi Batu apung berfungsi sebagai bahan beton struktur ringan, bahan batu bata ringan dan genteng, bahan kondensasi, jamur, dan panas. bahan pemoles, penggosok, pembersih, dan abrasive, bahan isolator temperatur tinggi, bahan industri cat, kimia, logam, plastik, kosmetik, meubel, pasta gigi, karet, kulit, kaca, elektronik, dan keramik, bahan aditif dan subtitusi pada tanah pertanian.

Kaolin dan feldspar merupakan jenis bahan galian untuk industri keramik, industri cat, dan industri kosmetik. Sedangkan jenis Zeolit kegunaannya sebagai bahan semen puzzoland, perkerasan jalan, dan pengganti batu bata, dapat juga sebagai campuran pakan ternak serta sebagai bahan pengikat kotoran dalam pengolahan limbah.

Di Gunungkidul juga banyak terdapat batuan kristal. Orang lokal menyebut kristal ini sebagai "Batu Lintang" Lintang adalah bintang, jadi itu adalah Batu Bintang.

Batuan Kristal ini cukup menarik untuk dijadikan pajangan di ruang tamu. Namun, Kristal Kalsit hanya mempunyai kekerasan 3 dalam skala mohs, jadi sangat lunak sekali. Batu Kristal ini bisa diasah juga, namun tidak bisa dijadikan perhiasan karena terlalu lunak dan mudah hancur.

Batu Gamping atau Limestone

Kita kembali membahas batu gamping, batu gamping yang telah diolah dapat digunakan sebagai bahan baku utama atau penyerta pada berbagai macam industri dengan persyaratan diantaranya harus memiliki:

Batu gamping yang telah diolah dapat digunakan sebagai bahan baku utama atau penyerta pada berbagai macam industri dengan persyaratan diantaranya harus memiliki:

  • Derajat kemurnian (Kadar CaO)
  • Kandungan unsur pengotor (Mg, Al, Fe, P, S, Na, K, dan F).
  • Sifat fisik tertentu (kecerahan, ukuran butir, luas permukaan, dan kelembapan).

Batu gamping dapat digunakan antara lain untuk pembuatan kapur tohor dan kapur padam, semen, karbid, peleburan dan pemurnian baja, bahan penggosok, bahan keramik, kaca, bata silika, kertas, karet, pembuatan soda abu, penjernih air, proses pengendapan bijih logam.

Calsium Carbonate

Nah, yang sering saya bawa dari Gunungkidul ke pabrik kaca Mulia Industrindo juga sering disebut CALSIUM CARBONATE atau biasa juga di sebut batu Gamping. Disebut Calsium Carbonate karena mineral alam ini mengandung unsur utama Kalsium (Ca), Magnesium oksida (MgO) dan Silica (Si).

Di pabrik kaca Mulia Industrindo, batu gamping ini untuk bahan dasar pembuatan Kaca, keramik dan Botol. Saya pernah ngobrol sama orang pabrik tersebut, katanya kalsium karbonat dikenal sebagai kapur sirih, dan merupakan bahan yang umum bagi banyak glasir dalam bentuk bubuk putih. Ketika glasir yang mengandung bahan ini dipecah dalam kiln, kapur sirih bertindak sebagai fluks material glasir, namun untuk detailnya saya kurang begitu paham hehehe….

Tapi dulu saya pernah baca buku mengenai bahan dasar kaca, dalam buku tersebut dijelaskan bahan baku dapat dibedakan sebagai berikut:

  • Bahan utama terdiri dari l silica sand, dolomite, soda ash, dan cullet.
  • Bahan tambahan terdiri dari saltcake, limestone, feldspar, coal, dan sodium nitrat. Pewarna Seperti cobaltoxide, iron oxide dan potassium/sodium dichromate.

Silica Sand

Silica sand diperoleh dari Pulau Bangka Belitung. Silica sandmerupakan sumber utama penghasil SiO2 dan merupakan sumber terbesar dalam pembuatan kaca. Di dalam silica sandterkandung butiran-butiran kaca yang berdiameter antara 0,7 mm sampai 0,1 mm.Jenis silica sandyang dipakai adalah washed silica sand.

Dolomite

Dolomite diperoleh di daerah Tuban dan Gresik.Dolomit Merupakan mineral alam, sumber CaO dan Mg. Dolomite berwarna putih kecoklatan, berbentuk serbuk dan biasanya terdapat bersama batu kapur (CaCO3) yang direaksikan dengan SiO2 untuk pembuatan kaca.

Soda Ash

Soda Ash dapat diperoleh dari Tianjin, RRC. Soda Ash merupakan sumber Na2O yang berfungsi untuk mempercepat peleburan bahan baku.

Saltcake

Saltcake berasal dari Belgia. Saltcake merupakan sumber Na2O, dimana Na2O ini memiliki titik leleh yang rendah sehingga berfungsi mempercepat peleburan. Na2O bertindak sebagai refining agent untuk menghilangkan gelembung-gelembung yang terjadi pada saat pelelehan. Penambahan Saltcake harus disesuaikan dengan jumlah Na2O yang terbentuk dari soda ash. Fungsi dari saltcake adalah untuk menurunkan titik lebur campuran dan temperatur annealing, meningkatkan kekuatan mekanik kaca, dan menjadikan kaca bersifat  lunak. Bentuk dari saltcake ini adalah serbuk dan berwarna putih.

Limestone

Limestone berasal dari Gunungkidul, Yogyakarta. Kandungan utama limestone adalah CaCO3 yang berfungsi sebagai sumber kalsium untuk mempercepat pembentukan kaca. Bentuk dari limestone ini adalah serbuk dan berwarna putih. Dan limestone ini yang rutin saya angkut menggunakan truck tronton dari Bedoyo, Gunungkidul ke pabrik kaca Mulia Industrindo di Cikarang.
Pemerhati transportasi publik, bus, truck serta sejarahnya.
  • Facebook
  • WhatsApp
  • Instagram
  • Next
    « Prev Post
    Previous
    Next Post »

    Note: Only a member of this blog may post a comment.

    Terima Kasih

    Followers