Pin It

05 December 2018

Posted by Widodo Groho Triatmojo on 22:23

Sikap Apatis Manusia Dalam lagu Toxicity milik System of a Down

Entah mengapa hingga kini aku masih suka dengan lagu Toxicity milik System of a Down. Padahal ini lagu beredar era Windows 7 dan sekarang udah Windows 10. Ini lagu tentang apatisnya manusia, hanya peduli pada kepentingan pribadi, tak lagi mengindahkan kepentingan bersama, kepentingan dunia. System Of A Down memang memiliki keanehan dalam beberapa lirik lagu miliknya.


Conversion, software version 7.0
Looking at life through the eyes of a tire hub
Eating seeds is a pastime activity
The toxicity of our city, of our city

Hidup berubah-ubah. Dari cara sederhana, hingga dikonversi menggunakan teknologi tingkat tinggi versi 7. Perangai manusia juga berubah-ubah di tiap jamannya. Seperti roda yang berputar, kadang menderita, kadang menyenangkan. Makan, makan, makan, wisata kuliner di mana-mana. Sampah memenuhi kota, hanya untuk mengenyangkan perut kita.

Now, what do you own the world?
How do you own disorder, disorder
Now somewhere between the sacred silence
Sacred silence and sleep
Somewhere, between the sacred silence and sleep
Disorder, disorder, disorder

Lalu, dengan semua itu, apa yang kita miliki sekarang? Hanya rasa puas yang tak bertahan. Menyisakan kekacauan, karena perebutan banyak hal. Masih adakah tempat yang damai, tanpa perebutan dunia, tanpa mengedepankan nafsu belaka? Aku ingin tempat tenang yang sakral, yang bisa menjernihkan pikiran. Karena, dunia ini sudah dipenuhi dengan kekacauan.

More wood for their fires, loud neighbours
Flashlight reveries caught in the headlights of a truck
Eating seeds is a pastime activity
The toxicity of our city, our city

Jangan lagi tambahi kayu bakar di perapian, agar panasnya tak menjalar. Jangan lagi bertengkar dengan para tetangga yang menyebalkan. Biarkan saja, agar hidupmu damai sejahtera. Beriak, ramai, seperti bayangan debu yang menari-nari terkena lampu sorot depan truk. Tak beraturan, kacau. Dan yang kita ingat sepanjang hayat hanya tentang makan, makan dan makan.

When I became the sun
I shone life into the mans' hearts
When I became the sun
I shone life into the mans' hearts

Liahtlah. Tunggulah. Kelak, akan kuubah segalanya, menjadi lebih baik. Jika aku jadi mentari, jika aku jadi penguasa nanti, akan kuterangi dunia dengan kedamaian. Kutanamkan dalam semua hati, bahwa hidup ini tak hanya sekedar menumpuk materi.
Pemerhati transportasi publik, bus, truck serta sejarahnya.
  • Facebook
  • WhatsApp
  • Instagram
  • Next
    « Prev Post
    Previous
    Next Post »

    Note: Only a member of this blog may post a comment.

    Terima Kasih

    Followers