Pin It

21 April 2018

Posted by Widodo Groho Triatmojo on 20:25

Secara Teori Sistem Rem Full Air Bus tidak Mungkin Blong, Mengapa Blong Juga? Ini Penyebabnya

Secara teori sistem rem full air bus seperti pada bus Mercedes Benz tidak mungkin blong, mengapa blong juga? Sebelum membahas lebih lanjut mari kita bersama mengenal sistem rem full air system pada bus Mercedes-Benz. Sistem rem yang terpasang pada bus Mercedes-Benz sudah begitu canggihnya untuk mencegah rem blong menggunakan full air system dan tanpa menggunakan minyak lagi.

Secara Teori Sistem Rem Full Air Bus Mercedes Benz Tidak Mungkin Blong, Mengapa Blong Juga? Ini Penyebabnya

Secara teori, sistem pengereman air brake lebih aman dibanding dengan pengereman hidrolik yang memanfaatkan minyak untuk memperlambat laju ban. Kalau full air brake, kalau udaranya bocor malah mengunci, bus tidak bisa jalan.

Kenapa sistem rem yang menggunakan tekanan udara lebih aman? Mari kita lihat sepintas cara kerja rem yang masih menggunakan minyak. Nah, pada kendaraan besar macam bus, tekanan yang berlebih pada minyak tentu bisa membuat titik didih minyak rem meningkat tinggi. Efeknya, minyak rem kehilangan kemampuan untuk menekan kampas rem.

Nah, kalau full air system, minyak rem sudah ditinggalkan. Gantinya, seluruh sistem pengereman mengandalkan udara bertekanan untuk mendorong kampas rem. Awalnya, udara dari kompresor disaring, agar air yang terkandung tidak ikut masuk dalam sistem rem. Seandainya masuk pun, air yang terlanjur masuk masih bisa dibuang melalui drain valve yang terdapat di bagian bawah tangki.

Nah, disini indikator tekanan udara menjadi penting, tidak boleh rusak apalagi mati karena untuk memantau tekanan udara. Tekanan udara dalam tangki dijaga oleh gorvernor, lalu nantinya diteruskan menuju rem depan ataupun belakang melalui brake chamber. Tentunya, sebesar apa udara akan mendorong kampas, berdasarkan perintah dari tekanan pada pedal rem. Kebanyakan bus keluaran terbaru sekarang ini, bahkan sistem rem sudah menggunakan sensor elektronik terkomputerisasi atau ECU (Electronic Control Unit).

Kebalikannya dengan rem parkir. Pada bagian brake chamber terdapat per atau pegas berukuran besar yang mempunyai tekanan besar, berfungsi untuk menekan kampas rem. Kalau pada pengereman normal, udara bertekanan yang tersimpan digunakan untuk mendorong pegas tersebut agar kampas tidak mengerem. Ketika rem parkir diaktifkan, maka tuas justru akan membuang udara pada brake chamber agar rem selalu terkunci dengan tekanan dari pegas tersebut.

Nah, Kalau angin habis maka rem parkir akan nyodok ( ngunci) dan kalo angin belum terisi sempurna di paksa jalan, maka resiko kampas rem belakang nglotok.

Mengapa Rem Bus Mengalami Blong?

Jadi, sebenarnya istilah rem blong pada bus dengan full air system bisa dikatakan sangat kecil terjadi. Lalu, mengapa beberapa kejadian kecelakaan terjadi karena rem blong? Nah, untuk kasus seperti ada dua penyebab yang sering kita temui yakni:

Kemungkinan pertama adalah mekanik bus tersebut memang sengaja melonggarkan rem parkir. Tujuannya beda-beda, bisa jadi akibat kompresor terlalu lemah untuk menghasilkan tekanan yang diinginkan, atau bisa jadi ada kebocoran pada jalur udara.

Kemungkinan kedua gejala loss atau rem blong di rem full air rata rata karena kampas dan tromol terlalu panas. Sistem rem sih tetep bekerja dan kampas pun tetap nggigit tapi sudah enggak ada daya cengkramnya. Di jalanan perbukitan khususnya saat kondisi jalan menurun, rem akan bekerja ekstra keras dan berpotensi mengalami overheat atau panas berlebih. Hal tersebut berkemungkinan menyebabkan kanvas terbakar dan rem menjadi blong.

Nah, itu dua kemungkinan penyebab rem full Air bisa blong. Seandainya perawatan sudah memenuhi prosedur pasti semua akan baik karena pabrikan sudah membuat sistem yang ada seaman mungkin.

Tips Mencegah Rem Bus Blong Di Turunan

Untuk meminimalisir terjadinya rem blong perlu teknik dan skill dalam menghadapi jalur perbukitan yang penuh dengan kelokan dan turunan. Cara sederhana jika bus melaju dijalan menurun, usahakan perseneling berada di gigi rendah. Kalau turunan jangan pakai gigi tinggi, maksimal gigi tiga saja.

Penggunaan gigi tinggi akan menambah beban pada rem, sehingga rem akan semakin panas dan kemungkinan akan terbakar. Ini masuk akal, Kalau pakai gigi tinggi kan bus melaju kencang. Jika bus melaju kencang rem juga sering ditekan. Nah semakin sering ditekan maka akan semakin panas, lama lama bisa blong karena kehilangan kehilang daya cengkram. Penggunaan gigi tinggi akan membahayakan dan berpotensi menimbulkan kepanikan. Saat rem mendadak blong dan dalam kondisi panik tentu semakin gede resiko kecelakaan fatal.

Untuk meminimalisir kecelakaan, supir bus wajib bisa membaca kondisi jalur yang dilalui dan juga bus yang mereka bawa melalui panel instrumen yang ada di dasbor kemudi. Pengemudi harus tau jarum penunjuk dan panel instrument. Misal bila jarum enggan naik dan di warna merah, itu tandanya ada kebocoran atau kanvas rem sudah saatnya ganti.
Pemerhati transportasi publik, bus, truck serta sejarahnya.
  • Facebook
  • WhatsApp
  • Instagram
  • Next
    « Prev Post
    Previous
    Next Post »

    Note: Only a member of this blog may post a comment.

    Terima Kasih

    Followers