Pin It

18 July 2016

Posted by Widodo Groho Triatmojo on 20:16

Kita Napeni Beras, Kita Ditapeni Tuhan

Tahukah dengan istilah "napeni" beras? Napeni beras adalah proses membersihkan beras dalam tampah yang digoyang-goyangkan lalu gabah akan berkumpul di posisi paling atas, tangan-tangan terampil dengan penuh ketelatenan memungut gabah-gabah itu dan memisahkannya dari beras. Setelah itu, tampah kembali di gerakan ke atas dan ke bawah sehingga beras seperti terbang lalu ditangkap lagi oleh tampah. Ketika beras mabur ke atas, disaat itulah merang akan terbang terbawa angin, kalaupun tidak ada angin hempasan tampah yang naik turun itu sudah cukup untuk menghempaskan kulit merang yang sangat enteng.


Tujuan napeni beras sederhana saja, agar beras berkualitas rendah ataupun merang dan kotoran yang ada tidak ikut termasak. Filosofi menyaring yang baik inilah yang coba saya terapkan pada kehidupan.

Kita Ditapeni Tuhan Seperti Kita Napeni Beras

Sejatinya Tuhan pun napeni kita seperti ibu-ibu napeni beras untuk memisahkan beras dari kotoran, seperti gabah, atau pasir yang tercampur ketika ditumbuk. Tampah kadang diputar-putar kemudian beras dilempar ke atas, ditampung lagi dalam tampah, dilempar lagi dan begitu seterusnya sampai beras benar-benar terpisah dari semua kotoran.

Dikala hidup kita sedang diputar-putar, dilempar ke atas digoyang ke kanan... ke kiri... pasti pusing sekali... Andai kita beras, pasti sakit sekali...

Tapi lihatlah hasilnya, beras terpisah dari segala kotoran. Hidup kita kan tidak selamanya berjalan mulus dan lancar. Ada kalanya kita seperti beras yang sedang di "tapeni" Tuhan, melalui berbagai persoalan yang kita hadapi dan peristiwa yang terjadi yang terkadang tidak sesuai dengan pemikiran kita. Inilah saatnya kita merenung untuk menemukan sikap dan sifat apa yang baik dan buruk dalam diri kita. Membuang segala hal yang buruk dan mengembangkan yang baik.

Kita juga bisa "napeni" berbagai peristiwa dan yang buruk kita tinggalkan, yang baik kita jadikan semangat lagi untuk menjalani hidup. Dan untuk itu diperlukan kerelaan dan kesiapan untuk "ditapeni" Tuhan. Bukankah semua penderitaan yang kita alami Dia maksudkan untuk kebaikan kita.
Pemerhati transportasi publik, bus, truck serta sejarahnya.
  • Facebook
  • WhatsApp
  • Instagram
  • Next
    « Prev Post
    Previous
    Next Post »

    Note: Only a member of this blog may post a comment.

    Terima Kasih

    Followers