Pin It

09 November 2017

Posted by Widodo Groho Triatmojo on 07:32

Misteri Srintil, Tembakau Termahal di Dunia dari Temanggung

Satu hal yang menarik perhatian setiap kali saya main ke Temanggung adalah Srintil. Apalagi saat ini harga tembakau Srintil asal Temanggung di pasar tembus diatas Rp 1 juta per kilogramnya. Ya, Temanggung adalah Srintil, hasil kombinasi kekayaan alam dan ketelatenan olah kultural petaninya secara ajaib menjadi rahim lahirnya jenis tembakau yang tak ada duanya di dunia, tembakau Srintil.


Temanggung tidak bisa dipisahkan dari tembakau. Uang triliunan rupiah beredar dari tembakau. Dipastikan semua orang kecipratan rezeki tembakau apapun profesinya. Setiap lima tahun sekali ada pilkada, sang calon bupati pasti merangkul dan berjanji akan memperjuangkan kepentingan petani tembakau. Bupati harus peduli dengan nasib petani tembakau. Jika tidak peduli tembakau, bisa repot saat pemilihan.

Eksotisme dan fonemena Srintil membius diri dalam kubangan kenikmatan nikotin. Srintil bagi penduduk Temanggung adalah berkah dari Tuhan lewat keberuntungan kejatuhan ndaru. Memang tidak ada yang bisa menduga, tembakau siapa dan di lahan mana yang akan bisa menghasilkan Srintil. Srintil terlihat disaat pemeraman dan tembakau berubah tekstur, aroma dan warnanya. Belum sampai disitu, Srintil hanya terdapat di Sindoro dan Sumbing sisi utara, selain itu tidak ada. Sungguh hot spot yang luar biasa bagi pemilik lahan di area yang menjadi si Seksi ini tumbuh dan memberi rejeki bagi meraka yang bertaruh di lahan tembakau. 

Penelitian Ilmiah Tembakau Srintil

Secara ilmiah, fenomena Tembakau srintil bukan barang baru untuk diteliti. Beragam latar belakang ilmu mencoba menguak misteri Srintil, bahkan biaya besar digelontorkan pabrik rokok untuk mencari tahu siapa Dewi Srintil tersebut. Sampel tanah dan tembakau dikaji secara ilmiah, tetap saja nihil hasilnya. Isolasi gen yang mengeksprsikan Srintil belum juga membuahkan hasil. Banyak faktor yang berkontribusi dalam mensintesis Dewi Srintil. Secara geografis, sudah pasti menjadi faktor utama, selain itu faktor lingkungan seperti suhu, kelembapan, nutrisi tanah menjadi aktor yang penting. Dewi Srintil menampakan diri saat diperam, lewat sebuah biokonversi daun hijau berubah menjadi kuning menjadi cokelat dan gelap, lalu berair dan mengeluarkan aroma khas. Sudah pasti proses fermentasi ini melibatkan organisme pengurai seperti jamur, khamir dan bakteri yang berasosiasi menghasilkan enzim-enzim tertentu untuk mengkonversi material organik. Kompleksnya sintesis Srintil ini memang menjadi kajian menarik untuk terus diteliti guna menguak tabir misterius seperti kabut pekat Sindoro Sumbing. Namun, nampaknya Srintil tetap menjadi misteri dan biarlah Tuhan dan petani yang beruntung yang tahu dan menikmatinya.

Kaum akademisi berpendapat pasti ada suatu sistem dan mekanisme bagaimana Tembakau Srintil terbentuk. Disisi lain petani beranggapan, tembakau Srintil adalah Pulung yang berarti Keberuntungan. Tembakau Srintil adalah sebuah keajaiban yang ditakdirkan oleh Sang Illahi dan tidak diketahui siapa yang beruntung kejatuhan ndaru. Mekanisme dan vitalisme hanyalah sebuah pendekatan untuk mencari sebuah kebenaran dengan cara dan sudut pandang masing-masing.

Beranjak menuju penyusun Tembakau Srintil, yakni dari sektor pertanian. Hanya jenis Tembakau (Nicotina Tabacum) varietas Kemloko yang bisa menjadi Srintil. Sejauh ini tidak ada petani yang mempunyai catatan atau rekaman dari awal hingga akhir, sehingga untuk melacak kembali hanya berdasarkan apa yang diingat saja. Tidak berbeda dengan tempat-tempat lain tentang bagaimana membudidayakan Tanaman Tembakau. Petani dengan diawali pengolahan tanah, pemupukan, penanaman, perawatan hingga pemanenan. Tidak ada yang bisa menduga tembakau mana yang akan menjadi Srintil, sehingga tidak ada yang istimewa dari budi dayanya. Tidak salah jika Tembakau Srintil dianggap Sebagai Pulung.

Biokoversi pada daun tembakau tidak mungkin terlepas dari agen-agen biologis yang memiliki peran masing-masing. Ciri khas tembakau Srintil adalah pada di saat diperam 2-3 hari sudah busuk, sedangkan tembakau lain membutuhkan waktu lebih. Daun yang sudah layu, ada jamur berwarna kuning, berbau tajam seperti madu dan mengeluarkan cairan menjadi indikator terbentukya Tembakau Srintil. Agen biologis apa saja yang terlibat, sejauh ini yang sudah diketahui ada Jamur, khamir, dan mikroba.
Pemerhati transportasi publik, bus, truck serta sejarahnya.
  • Facebook
  • WhatsApp
  • Instagram
  • Next
    « Prev Post
    Previous
    Next Post »

    Note: Only a member of this blog may post a comment.

    Terima Kasih

    Followers