Pin It

07 April 2017

Posted by Widodo Groho Triatmojo on 14:35

Explore Wonosegoro Boyolali, Wisata Sekaligus Mencari Jejak Kerajaan Wonosegoro

Beberapa hari lalu saya menulis mengenai Boyolali Dalam Kenangan dan saya share di group Facebook Boyolali Kota atau Boykot. Nah dalam postingan tersebut ada salah satu komentar dari sdr Leo Lawu yang menyebut adanya Kerajaan Wonosegoro di Boyolali. Saya pun penasaran dan beberapa hari kemudian saya berusaha mencari informasi mengenai keberadaan kerajaan Wonosegoro di Boyolali. Setelah sampai Wonosegoro saya menyimpulkan desa Wonosegoro Kec.Wonosegoro Kab.Boyolali Jateng Termasuk desa yang masuk dalam kategori berkembang. Namun untuk sektor pariwisata baik iu wisata sejarah maupun panorama alamnya menurut saya agak teringgal dari daerah lain di Boyolali. Padahal sebenarnya ada beberapa tempat yang layak untuk di jadikan tempat wisata, sayang karena minimnya perhatian dari pemerintah membuat daerah ini kurang dikenal. 



Niat kedatangan saya kesini adalah menelusuri jejak kerajaan Wonosegoro seperti dalam komentar sdr Leo Lawu di dalam postingan saya di grup tersebut. Maka begitu memasuki area Wonosegoro saya fokus mencari informasi mengenai Kerajaan Wonosegoro pada penduduk setempat. Situs Wonosegoro sendiri seperti yang saya lihat hanya berupa hamparan tanah seluas sekitar 5 hektare. Tanah tersebut milik kas desa yang sehari-hari menjadi lahan pertanian. Padahal,menurut penuturan warga setempat, tanah tersebut menjadi cikal bakal lahirnya Wonosegoro. Sesuai namanya, situs Wonosegoro dulu adalah hamparan hutan. Wono kan artinya hutan. Segoro itu lautan dan bisa kita maknai lautan hutan.


 

Dari penuturan warga sekitar, diketahui situs Istana Kerajaan Wonosegoro terletak di Dusun Mongkrong, Desa Karangjati, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali, tepatnya 1 km di sebelah barat Kantor Camat Wonosegoro sekarang. Memang apabila kita amati lebih dekat masih tampak jelas bekas-bekas baik secara geologi maupun artefak yang masih tertinggal sampai saat ini. Dilihat dari artefak yang ditinggalkan, situs ini merupakan lokasi istana kerajaan yang bercorak Hindhu seperti adanya lingga yoni sebagai lambang Siwa dan sebagainya. 

Sayang tidak banyak yang bisa diungkap dari kerajaan Wonosegoro ini, kita hanya bisa mendapat sedikit informasi situs ini dikenal dengan nama Punden Nogosari Sewu atau disebut juga makam R. Joyolono. Dan setidaknya kita bisa  mengambil kesimpulan bahwa pada masa lalu di wonosegoro sudah terdapat peradaban yang begitu tinggi dengan ditemukannya aneka macam artefak. Seharusnya keberadaan situs Wonosegoro, di Desa Wonosegoro, Kecamatan Wonosegoro mendapat perhatian pemkab Boyolali. Mengingat Selama ini wilayah Wonosegoro seakan tak memiliki akar sejarah, baik dari sisi nama serta asal muasalnya padahal jelas ada artefak dari masa lalu yang tertinggal.

Objek Wisata Kedung Goro Desa Bolo, Kecamatan Wonosegoro

Setelah mentok dan mengalami jalan buntu mencari jejak kerajaan Wonosegoro, mumpung masih di sini saya mencari tempat lain yang berpotensi menjadi tujuan wisata bila dikelola dengan benar. Dan tempat selanjutnya yang saya datangi adalah Kedung Goro di desa Bolo, Wonosegoro. Objek wisata Kedung Goro ini bisa jadi tempat wisata alam sekaligus religi karena diyakini warga setempat sebagai bekas lokasi penggembelengan kesaktian para santri murid Kiai Syam. Hal itu dikuatkan dengan masih adanya sebuah petilasan Kiai Syam ada di desa Bolo yang hanya berjarak sekitar 1 km dari keberadaan Kedung Goro. Petilasannya berujud sebuah rumah kecil menyerupai gubuk dan di dalannya ada nissan. Petilasan itu dikelilingi pagar dan ada sebuah pohon besar di sampingnya.


Kiai Syam sangat ini diyakini warga setempat sebagai tokoh penyebar agama Islam di Boyolali. Nama Syam sendiri konon diambil dari nama sebuah negeri di timur tengah, yakni Negeri Syam. Menurut keterangan dari Wikipedia.org, Negeri Syam berada di timur laut Mediterania, barat Sungai Efrat, utara Gurun Arab dan sebelah selatan Pegunungan Taurus. Saat ini, Negeri Syam merujuk pada sejumlah negara timur tengah, antara lain Lebanon, Syiria, Palestina, dan Yordania. Berdasarkan cerita-cerita dari leluhur warga setempat, Kiai Siyem atau Kiai Syam itu tokoh sakti. 

Obyek Wisata Kedung Goro, Wonosegoro 

Perjalanan saya lanjutkan ke Kedung Goro yang masih masuk wilayah desa Bolo, Wonosegoro. Ya, akhir-akhir ini Kedung Goro memang lagi ramai di media sosial. Siapa sangka, batu cadas yang membentang di sepanjang sungai itu menciptakan eksotisme alam yang mempesona. Di sana, sebuah batu seukuran rumah membentuk lekukan-lekukan halus mengikuti alur sungai. Sayang dari desa Bolo tidak ada petunjuk menuju lokasi wisata Kedung Goro, padahal menurut saya ini adalah surga yang tersembunyi dari Boyolali. 


 Disini kita dapat menikmati dan merasakan kesegaran dengan mandi di Kedung Goro dan melihat pemandangan indah alam pegunungan. Yang paling asik di tempat ini adalah kita tidak dipungut biaya sepeserpun untuk mandi dan merasakan kesegarannya. 



Nah itulah penjelajahan saya di Wonosegoro, Boyolali kali ini. Seandainya saja ada upaya pemerintah untuk mengekspose dan mengeksploitasi tanpa merusak alam, aku yakin daerah ini semakin dikenal dan tentunya akan menguntungkan dan membanggakan penduduk sekitar.
Pemerhati transportasi publik, bus, truck serta sejarahnya.
  • Facebook
  • WhatsApp
  • Instagram
  • Next
    « Prev Post
    Previous
    Next Post »

    Note: Only a member of this blog may post a comment.

    Terima Kasih

    Followers