Pin It

23 November 2016

Posted by Widodo Groho Triatmojo on 12:13

Ketika Atap SPBU 54.614.02 Mojoagung Kesundul Truck Bermuatan Tinggi

Pada 27 Oktober 2016 lalu kami mengalami sedikit masalah ketika kami mengisi solar untuk truck Isuzu Giga FVM34 285 PS di SPBU 54.614.02 Mojoagung, Mojokerto, Jawa Timur. Nah, kejadian tersundulnya atap SPBU 54.614.02 Mojoagung ini akan menjadi kisah perjalanan kami bersama truck tronton Isuzu Giga kali ini. Saat iu kami dalam perjalanan dari Pasuruan dengan membawa muatan pakan lele 28 ton dengan tujuan Magelang. Nah selepas jembatan timbang Trowulan kami berniat mengisi solar di SPBU 54.614.02 Mojoagung. Ternyata, SPBU tersebut tersundul muatan truck kami. Padahal meskipun tinggi, di SPBU lainnya tidak pernah nyundul kok hehehe. 



Masalah tinggi muatan ini memang serba susah buat crew truck, karena kita tidak bisa menolak DO tersebut meski semua risiko kita sendiri yang menanggung. Dan yang saya heran kenapa di SPBU 54.614.02 Mojoagung kok truck kami nyundul atap SPBU tersebut. Apa memang atap bangunan SPBU tersebut terlalu rendah ya? Saya sendiri tidak paham standar bangunan SPBU. pernah baca di web SPBU Pertamina http://spbu.pertamina.com/dashboard/info.html hanya disebutkan tinggi kanopi saja, tanpa menyebut tinggi bangunan. di web tersebut hanya di sebutkan "Ketinggian ambang kanopi dihitung dari titik terendah kanopi tidak lebih dari 13’9’’. Ketinggian keseluruhan kanopi tidak lebih dari 17’". Nah, yang penasaran seberapa tinggi muatan truck kami, foto dibawah ini adalah penampakan truck kami yang terparkir di SPBU tersebut pasca kejadian. Saat itu truck kami foto berjejer dengan bus AKAS dan truck tangki Pertamina sebagai pembanding.


Lanjut ke masalah tersundulnya atap SPBU tersebut. Akhirnya pihak pengelola SPBU pun minta ganti rugi sebesar Rp 1,8 juta rupiah dengan alasan bahan alocopan yang tersundul kami harganya mahal dan dalam bentuk dolar. Tenttu saja kami menolak harga segitu dan berusaha nego dengan pihak pengelola SPBU tersebut. Setelah nego alot sekitar dua jam akhirnya di sepakati untuk memperbaiki sendiri. Itu pun setelah mereka kalah rembuk harga alocopan. Mereka bilang berharga mahal, namun setelah kami telfon agen alocopan di Surabaya ternyata harganya hanya $20 US. Dan setelah deal untuk memperbaiki sendiri kami (Pakdhe Joko Londo, Adfa Nugroho dan saya sendiri) mulai naik unuk memperbaiki atap SPBU yang tersundul. Ternyata alocopan canopy SPBU tersebut sudah di lem dan di ikat kawat akibat sering tersundul truck dan ini foto penampakan kawat pengikat alocopan tersebut.


Setelah itu pakdhe Joko dan mas Adfa mulai naik tangga untuk memperbaiki atap SPBU tersebut, Oh ya kita belanja dulu kebutuhan kita untuk perbaikan macam lem, cuter dan scotlet. Mas Adfa kebagian belanja di oko di sekitar pasar Mojoagung.


Dan beli scotlet warna putih di tukang sticker yang ada di sekitar pasar Mojoagung. Scotlet itu nantinya untuk menutup alocopan agar sama dengan sebelumnya. Dan penggunaan scotlet juga atas permintaan pengelola SPBU tersebut.


Setelah semua lengkap kita mulai naik tangga untuk memperbaiki atap SPBU yang tersundul truck kami. Pakdhe Joko dan mas Adfa kebagian naik dan saya cukup dibawah nyiapin semua kebutuhan hehe...



Tidak sampai 1 jam semua pekerjaan telah selesai dan atap SPBU kembali rapi. Total belanja untuk keperluan perbaikan tersebut hanya menghabiskan dana Rp 50 ribu saja. Bayangkan jika kita menuruti permintaan pengelola SPBU sebesar Rp 1,8 juta hehehe padahal belum tentu mereka beli baru. La buktinya saat kami menyundul saja sudah ada sisa-sisa kawat pengikat sebelumnya. Pekerjaan selesai kita pun turun tangga dan tinggal laporan ke pengelola SPBU.

Melalui tulisan ini saya mengajak ke rekan-rekan pengemudi truck apabila mengalami kejadian seperti ini negolah semaksimal mungkin dan jangan mau diakalin oleh pengelola SPBU. Mereka kan menganggap kita manusia paling bersalah maka biasanya mereka akan memasang harga tinggi setengah memeras kita padahal kita juga sebenernya hanya korban.
Pemerhati transportasi publik, bus, truck serta sejarahnya.
  • Facebook
  • WhatsApp
  • Instagram
  • Next
    « Prev Post
    Previous
    Next Post »

    Note: Only a member of this blog may post a comment.

    Terima Kasih

    Followers