Pin It

08 September 2016

Posted by Widodo Groho Triatmojo on 19:24

Kisah Inspiratif Suami Istri Penambal Ban Dari Donohudan, Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah Sukses Naik Haji

Malam ini saya akan menulis kisah inspiratif Tukang Tambal Ban Naik Haji, dan mereka adalah Pak Daliman dan Bu Lasiyem dari Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah. Oh ya ini bukan kisah sinetron, Tukang Tambal Ban Naik Haji ini merupakan kisah nyata. Puluhan tahun suami istri ini bersama menjalani profesi sebagai penambal ban dan bisa naik haji dari profesinya ini.


Man jadda wajada, siapa yang sungguh – sungguh ia akan berhasil. Itulah kiranya yang dibuktikan oleh pak Daliman dan bu Lasiyem. Kesabaran dan keuletan menjadi salah satu jalan untuk meraih kesuksesan. Selama niat dan tekad bulat, serta dukungan doa kepada sang pencipta, maka tidak ada yang tidak mungkin dilakukan. Hal itulah yang diperlihatkan oleh pasangan suami istri tukang tambal ban asal Boyolali ini. Mereka berhasil mewujudkan mimpinya pergi ke tanah suci Mekah untuk berhaji. Perjuangan mereka menjadi inspirasi bagi kita semua. Pasangan suami istri tukang tambal ban asal Boyolali ini menambung hasil keuntungan dari jasanya sebagai penambal ban sejak tahun 2000 untuk ongkos naik haji.

Rumah pak Daliman dan Bu Lasiyem yang juga menjadi tempat usaha bengkel tambal ban ini hanya berjarak sekitar 200 meter di sebelah barat asrama haji Donohudan, Boyolali. Menurut penuturan bu Lasiyem, setiap tahun, ia menyaksikan rombongan jamaah calon haji dari berbagai daerah masuk ke asrama sebelum diberangkatkan ke tanah suci. Setiap melihat rombongan haji yang lewat, selalu muncul keinginan untuk bisa juga menjalankan sembari terus memanjatkan doa.

Keduanya pun tak berhenti pada rasa ingin berhaji. Pada awal 2011 lalu mereka mendaftar ibadah haji dari uang tabungan yang mereka kumpulkan belasan tahun dari bekerja jadi tukang tambal ban. Karena tabungannya belum mencukupi untuk mendaftar, sebab untuk setor daftar per orang harus Rp 25 juta, padahal untuk daftar berdua harus setor dana awal Rp 50 juta. Sedangkan tabungannya cuma Rp 32 juta. Jalan satu-satunya pak Daliman dan bu Lasiyem pun menjual motornya Rp 6 juta dan uang modal untuk belanja onderdil di pakai dulu untuk menggenapi setoran awal Rp 50 juta.

Dengan penuh kesabaran bertahun-tahun mereka menunggu, akhirnya pak Daliman dan bu Lasiyem mendapat panggilan untuk berhaji di usia yang tak lagi muda, yaitu 64 tahun dan 56 tahun.
Pemerhati transportasi publik, bus, truck serta sejarahnya.
  • Facebook
  • WhatsApp
  • Instagram
  • Next
    « Prev Post
    Previous
    Next Post »

    Note: Only a member of this blog may post a comment.

    Terima Kasih

    Followers