Pin It

21 December 2015

Posted by Widodo Groho Triatmojo on 10:30

Program Tol Laut Jokowi Terbukti Mampu Pangkas Biaya Distribusi

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, dengan lebih dari 17.500 pulau besar dan kecil dengan panjang garis pantai 80.000 km, sebagai negara kepulauan yang luas, industri sektor maritim (pelayaran, perkepalan, perikanan, lepas pantai dan energy kelautan) semestinya mejadi tulang punggung perekonomian Negara Kesatuan Republik Indonesia ini. Posisi Indonesia sangat strategis dengan berada persilangan rute perdagangan Internasional, tetapi Indonesia belum dapat memanfaatkan peluang tersebut.


Setelah terpilihnya Presiden RI Joko Widodo kemaritiman Indonesia mendapat angin segar dan ada peluang untuk meningkatkan industri maritim. Dalam acara debat capres yang ditayangkan secara live di salah satu stasiun televisi swasta Capres Joko Widodo mengatakan untuk membangun tol laut demi meningkatkan perekonomian Indonesia melalui sektor maritim ini. Tol laut merupakan solusi Joko Wdodo untuk membuat Indonesia kembali menjadi macan Asia dengan peningkatan ekonomi melalui maritim, juga menjawab keluhan masyarakat papua dan pengusaha mengenai tinginya harga pokok di Papua. Harga BBM, sembako dan lainnya yang rata-rata 50-100% meningkat dari harga aslinya terutama dibandingkan dengan harga di pulau Jawa.

Gagasan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai tol laut terwujud. Kapal khusus pengangkut ternak sapi, KM Camara Nusantara I, untuk pertama kalinya sukses mengangkut 353 ekor sapi dari NTT ke Jakarta. Sapi-sapi potong itu untuk memenuhi kebutuhan daging sapi warga Jakarta dan sekitarnya.

Kehadiran KM Camara Nusantara I merupakan momentum awal terwujudnya konsep tol laut. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, salah satu tantangan pemerintah adalah mewujudkan konektivitas antar daerah yang tersebar di ribuan pulau.

Selama ini, belum adanya infrastruktur perhubungan yang memadai membuat kesenjangan pembangunan antar wilayah menganga lebar. Tak hanya itu, harga kebutuhan pokok masyarakat berselisih jauh di sentra produksi dan di wilayah pelosok.

Dengan kehadiran, Camara Nusantara I, diyakini mampu menekan harga daging sapi di konsumen. Sebab, kapal khusus ternak itu mampu menghemat biaya pengangkutan antar pulau hingga 80 persen. Sebelumnya, sapi diangkut dengan truk, dengan biaya angkut Rp 1,8 juta per ekor dengan lama perjalanan hingga satu bulan.

Kini, dengan kapal khusus, biaya angkutnya turun drastis menjadi Rp 320.000 per ekor, dengan lama perjalanan tak lebih dari 10 hari. Dengan demikian, harga daging sapi di tingkat konsumen diyakini akan turun. Keuntungan lain, kesehatan sapi terjaga selama perjalanan. Konsumen pun akan mengonsumsi daging yang sehat.

Gambaran itu mencerminkan tujuan dari konsep tol laut, yakni mewujudkan efisiensi biaya logistik, mulai terwujud. Satu langkah kecil telah dilakukan pemerintah, melalui kehadiran KM Camara Nusantara I. Saat ini memang baru satu kapal yang dioperasikan. Tahun depan, pemerintah berencana mengoperasikan enam kapal sejenis, yang khusus untuk mengangkut ternak dari sentra-sentra produksi, yakni dari NTT, NTB, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Lampung. Bisa dibayangkan jika seluruh enam kapal beroperasi, biaya logistik akan semakin efisien. Perekonomian nasional, dan terutama masyarakat, akan mendapat manfaat besar.

Inilah konsep tol laut yang sesungguhnya. Lautan bukan menjadi hambatan. Jika dikelola secara tepat, laut bisa menjadi elemen penting yang mendorong perekonomian semakin sehat. Diyakini, kehadiran kapal-kapal tersebut akan memperkecil peluang mafia daging dan para spekulan komoditas pokok masyarakat. Sebab, salah satu mata rantai yang selama ini memberi celah keuntungan besar kepada mafia, yakni jalur distribusi yang panjang, telah dipangkas pemerintah. Struktur harga daging sapi di pasar diyakini akan berubah, sehingga menguntungkan peternak sapi dan konsumen.
Pemerhati transportasi publik, bus, truck serta sejarahnya.
  • Facebook
  • WhatsApp
  • Instagram
  • Next
    « Prev Post
    Previous
    Next Post »

    Note: Only a member of this blog may post a comment.

    Terima Kasih

    Followers