Pin It

26 April 2015

Posted by Widodo Groho Triatmojo on 15:00

Asu dan Celeng Paling Tenar Dipakai Umpat Lover di Kingdom Animalia

Umpatan.... Yah kita mungkin terbiasa mendengar orang-orang disekitar kita, atau mungkin juga diri kita sendiri, mengatakannya setiap hari. Berbagai macam kata umpatan, yang terpengaruh oleh beraneka ragamnya kebudayaan di Indonesia, digunakan untuk mengungkapkan kondisi hati yang tengah marah atau jengkel. Meski awalnya terkesan kasar, umpatan kini seolah telah menjadi bumbu tersendiri dalam percakapan rakyat Indonesia. Dan ternyata, beberapa kata umpatan di Indonesia memiliki sejarah yang cukup lucu.

Dalam urusan Umpatan, Selain Bajingan, Bangsat, Bedebah, dan sebangsanya, masih masih banyak lagi umpatan yang bisa cukup menyakitkan pendengarnya. diantaranya adalah kata-kata umpatan yang mengambil nama hewan, Umpatan ala Kingdom Animalia ini cukup populer di kalangan para pengumpat alias umpat lovers. Ndak percaya? Silahkan saja.

Asu dan Celeng Paling Tenar Dipakai Umpat Lover di Kingdom Animalia
Asu dan Celeng

Dalam lingkungan pergaulan masyarakat jawa, umpatan sangat erat hubungannya dengan kata Asu dan juga Celeng. Asu (anjing) adalah hewan yang menjadi trademark umpatan terkotor nomor dua, nomor wahid masih tetap ditempati oleh Celeng (babi hutan), dan sampai sekarang belum tergoyahkan. Maka tak heran jika kerap saat orang kalap dengan emosi yang teramat luber, dia akan berkata “Asu kowe” atau “Celeng kowe” kepada sang lawan amarahnya.

Saking kotornya kata Asu dan celeng ini, sampai-sampai dalam contoh pun, banyak anak yang tak berani mengatakannya dan lebih nyaman menggantinya dengan kata “si kaki empat” (Padahal yang namanya kaki empat itu kan banyak sekali, bisa saja kursi, atau meja, atau yang lainnya).

Kedua hewan ini secara tak langsung sudah mengotori citra baik hampir semua hewan, bayangkan, ketika seseorang berkata kotor dengan umpatan celeng atau asu, maka pihak lain mungkin akan mengatakan “wah, itu mulut apa kebun binatang ya?” Helllooo… Please deh, Kebun binatang itu punya banyak sekali koleksi hewan, bukan cuman anjing dan babi, apa sih dosa hewan-hewan penghuni bonbin selain anjing dan babi sehingga anda sampai membangun image jelek pada mereka? Eh, perasaan Babi sama anjing juga ndak punya dosa kan sama anda?

Saya tidak berharap kalian terlalu serius menanggapi artikel ini. Apalagi malah mengumpat di akhir tulisan saya. Saya enggak terima. Saya juga berharap dengan adanya artikel ini tidak berarti memperbolehkan anda mengumpat semaunya. Sebenarnya saya sudah memikirkan hal ini sejak lama. Tentang umpatan yang kerap saya dengar, dan beberapa pernah (sering) saya gunakan dalam pergaulan. Karena saya kira umpatan-umpatan ini adalah warisan budaya yang sangat berharga, saya tidak ingin umpatan ini diklaim sama negara tetangga, Mayasi misalnya. Nah inilah beberapa umpatan budaya kita selain hewan di atas.

1. Bajingan
Umpatan ini memang belum masuk dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), namun bisa jadi ini adalah kata umpatan yang paling terkenal di Indonesia. Kata ini sering digunakan untuk merujuk pada seseorang yang memiliki sifat yang buruk atau jahat. Tapi pernahkah Anda menyangka bahwa kata bajingan sebenarnya merujuk pada sebuah kata dalam bahasa Jawa, yang berarti pengendara gerobak sapi?

Diperkirakan istilah ini pertama kali muncul di Banyumas pada sekitar tahun 1940-an. Di daerah tersebut pada saat itu belum banya sarana transportasi yang tersedia. Hal ini menyebabkan masyarakat kemudian menjadikan gerobak sapi sebagai sarana transportasi utama untuk berpergian, mengangkut barang dan kebutuhan-kebutuhan lainnya.

Sayangnya, kedatangan gerobak sapi yang dikendarai oleh bajingan ini tidak bisa diprediksi. Terkadang pagi, siang, sore, bahkan hingga malam hari. Karena sulitnya menemukan gerobak sapi ini, kemudian banyak masyarakat yang mengeluh kepada sang pengendaranya. "Bajingan suwe temen tekane, nandi wae (Bajingan lama sekali datangnya, kemana saja..!!". Dari situ kemudian istilah bajingan yang awalnya berarti pengendara gerobak sapi mengalami pergeseran makna sebagai umpatan.

2. Sontoloyo
Sontoloyo dalam KBBI diartikan sebagai konyol, tidak beres dan bodoh. Namun sebenarnya sontoloyo adalah sebuah ungkapan dalam bahasa Jawa yang berarti seseorang yang berprofesi sebagai pengembala bebek. Para pengembala bebek ini biasanya memakai caping (topi khas petani) dan berdiri di belakang barisan bebek sambil membawa sebuah tongkat panjang. Diujung tongkat tersebut biasanya diberi rumbai untuk membantu mereka mengatur bebek yang digembalanya.

Setiap harinya seorang sontoloyo harus menggembalakan bebek-bebek tersebut untuk mencari makan hingga ketempat-tempat yang cukup jauh. Saat menggiring bebek tersebut, tidak jarang seorang sontoloyo melakukan keteledoran sehingga bebek yang mereka giring merusak tanaman milik warga atau masuk keperkarangan warga. Akibatnya sontoloyo yang teledor ini sering dimarahi oleh warga dan dari sinilah diperkirakan kata sontoloyo mengalami pergeseran makna menjadi umpatan.

3. Bangsat
Kata bangsat sendiri dalam KBBI diartikan sebagai kutu busuk, kepinding, atau dalam bahasa Jawa disebut tinggi. Hewan ini umumnya senang tinggal dirumah-rumah, terutama disekitar tempat tidur. Mereka akan tinggal dan bertelur di lipatan-lipatan tempat tidur, bantal serta tempat-tempat lain yang tersembunyi. Hewan ini terkenal suka meminum darah dari manusia dan hewan-hewan berdarah panas.

Kutu busuk biasanya akan menggigit korbannya tanpa disadari di malam hari. Serangga yang beraroma tidak sedap dan sangat menyengat di hidung ini akan meninggalkan bekas gigitan berupa bentol-bentol yang terasa gatal pada kulit korbannya. Selain itu gigitan hewan ini juga mungkin mengakibatkan ruam-ruam, efek psikologis dan gejala alergi. Karena berbagai sifat menjengkelkannya tersebutlah kemudian kata bangsat digunakan untuk menggambarkan orang atau perbuatan yang menjengkelkan.

4. Bajigur
Bajigur sebenarnya merupakan salah satu minumann khas yang berasal dari daerah Jawa Barat. Namun kata bajigur ini juga akan memiliki makna yang lain di Yogyakarta. Di Yogyakarta kata bajigur banyak digunakan oleh masyarakat sebagai kata umpatan. Lantas mengapa kata ini menjadi umpatan di Yogyakarta? 

Sejauh ini memang tidak ada catatan resminya. Namu diperkirakan hal ini terjadi karena kebiasaan orang-orang Yogyakarta yang senang mengubah penyebutan sebuah kata umpatan sehingga terdengar lebih halus. Kata bajigur ini diperkirakan merupakan plesetan dari kata bajingan. Selain kata bajigur, masyarakat Yogyakarta juga sering menggunakan kata bajindal dan bajirut untuk menggantikan kata bajingan.
Pemerhati transportasi publik, bus, truck serta sejarahnya.
  • Facebook
  • WhatsApp
  • Instagram
  • Next
    « Prev Post
    Previous
    Next Post »

    2 Responses to "Asu dan Celeng Paling Tenar Dipakai Umpat Lover di Kingdom Animalia"

    Note: Only a member of this blog may post a comment.

    Followers