Pin It

20 October 2014

Posted by Widodo Groho Triatmojo on 00:44

Mobil Nasional KAUM Siap Dipasarkan

Diam-diam sebuah prototype mobil nasional sedang dikembangkan di Jawa Tengah. Dua bulan lagi, proyek Kendaraan Angkutan Umum Murah (KAUM) itu akan membuahkan hasil. Kaum adalah proyek rintisan hasil kolaborasi Kementerian Perindustrian, Universitas Negeri Semarang, dan PT Triangle Motorindo (VIAR). “Dua bulan lagi mobil sudah bisa diluncurkan. Sebuah platform KAUM berupa mobil pick up 800 cc,” kata Heru Sugiantoro, Research and Development PT Triangle Motorindo, usai audiensi dengan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di Gubernuran, Selasa (14/10).

Gubernur Jateng Pak Ganjar Pranowo menunjukkan desain mobil KAUM


Setelah mobil nasional (mobnas) seperti Timor, Bimantara, Maleo, Perkasa Texmaco, Bakry B97, hingga V Power, dan terakhir Esemka yang ditumpaki Jokowi dari Solo ke Jakarta, sekaligus telah mengantarkannya menjadi Gubernur DKI sekaligus Presdien RI terpilih dan kini semua entah bagaimana kabarnya, hilang tanpa bekas dihempas ombak kepentingan politik dan kelompok tertentu demi keuntungan jangka pendek dan kepentingan kapitalis asing, kini sebuah prototipe mobnas baru tengah (kembali) dikembangkan di Jawa Tengah dalam bentuk kendaraan angkutan umum murah (KAUM) yang kabarnya ditargetkan akan segera terwujud dalam waktu dua bulan ke depan.

Geliat industri mobnas kalau tak boleh dibilang mati suri, pasang-surut terus berlanjut. Baru muncul dan diharapkan bisa menjadi angin segar, baik bagi p rodusen maupun konsumen, langsung menghilang begitu saja. Hal itu tidak lepas dari pernas serta negara indistri mobil raksasa asing seperti Jepang, Korea, Jerman, dan Amerika Serikat yang tak akan membiarkan begitu saja kemucnulan mobnas di negara-negara yang memiliki pangsa pasar cukup besar seperi Indonesia. Para pemodal besar ini akan berusaha sekuat tenaga dan rela melakukan segala cara untuk membendung kemunculan mobnas. Yang sudah muncul dimatikan, yang baru akan muncul dihentikan.

Menghadapi tekanan super berat seperti ini, pelaku industri mobnas tentu tak ingin mengulang kejadian lama, dimatikan, diberangus dan dihentikan di tengah jalan. Oleh karena itu perintisan mobnas di Jawa Tengah memilih kendaraan angkutan umum murah (KAUM) dengan sasaran segmen pedesaan untuk menghindari persaingan “mematikan” dengan industri mobil raksasa.

Platform mobnas KAUM yang digawangi oleh PT Triangle Motorindo (VIAR) bersama Kementerian Perindustrian dan Universitas Negeri Semarang ini adalah mobil pikap 800 cc dengan chassis terbuka yang biasanya hanya ada untuk truk dan bus. Industri mobil luar negeri tidak menggarap model ini sehingga pasar masih sangat terbuka dan relatif lebih aman. Karena jelas industri besar seperti Jepang belum bermain pada segmen ini, agar aman dan bisa berkembang. Selain itu, keunggulan program ini adalah membuat mobil yang 100 persen Indonesia. Ia diklaim berbeda dari mobnas sebelumnya yang menggunakan mesin dan komponen luar, bahkan ada yang hanya perakitannya di Tanah Air.
 
          Heru menunjuk PT Karya Paduyaksa Tegal sebagai pembuat chassis dan PT ABC Bawen di Kabupaten Semarang sebagai pembuat karoseri dengan konsultan art design PT New Armada Magelang. Komponen lain seperti knalpot dibuat orang Purbalingga, karet-karet pesan dari perusahaan di Semarang, dan beberapa komponen mesin dibuat di Karanganyar. “Dari seluruh provinsi, Jateng paling potensial sebagai produsen mobil. Kami juga mengembangkan transfer teknologi mesin. Dua tahun lagi sudah bisa membuat mesin sendiri,” katanya.

           Kendala utama mobnas selain serangan luar adalah kebijakan pemerintah Indonesia sendiri. Heru menyebut, chassis buatan Tegal lebih bagus dan kuat dibanding buatan Tiongkok, tapi harganya lebih mahal. Hal ini karena PT Krakatau Steel menjual besi lebih mahal di pasar dalam negeri daripada pasar Internasional. Selain itu industri mobnas terancam oleh tingginya ongkos produksi yang disebabkan regulasi pajak berganda.
Pemerhati transportasi publik, bus, truck serta sejarahnya.
  • Facebook
  • WhatsApp
  • Instagram
  • Next
    « Prev Post
    Previous
    Next Post »

    Note: Only a member of this blog may post a comment.

    Terima Kasih

    Followers