Pin It

07 October 2014

Posted by Widodo Groho Triatmojo on 00:08

Kisah Sukses Penjual Es Lilin yang Kini Jadi Bos Rumah Makan Ijo Kutowinangun

Jika kita melintas di jalan raya dari Kebumen ke arah Kutoarjo dan sebaliknya akan melewati Rumah Makan Ijo. Rumah Makan yang dirintis sejak tahun 2001 lalu ini mudah dikenali karena temboknya dominan warna hijau. Berada di sebelah selatan jalan raya di Kutowinangun ini siang malam selalu ramai pengunjung. Rumah makan ini merekrut 50 tenaga kerja yang siap melayani selama 24 jam. 

Rumah Makan Ijo Kutowinangun

Drs. H. Tongat Karim AG
Adalah Drs. H. Tongat Karim Ag yang memiliki inisiatip membuka warung 13 tahun lalu. Ia melihat ada potensi di lahan miliknya yang berada di pinggir jalan raya ini. H. Tongat, demikian panggilan akrabnya menuturkan cikal bakalnya membangun usaha rumah makan ini. Sebelumnya ia menekuni usaha jualan es lilin keliling dari desa ke desa. Dalam perjalanan waktu kemudian ada keinginan untuk mencoba usaha lain. Lahan miliknya yang berada di pinggir jalan raya Kutowinangun Kebumen, saat itu masih berupa sawah sehingga untuk didirikan bangunan harus diuruk.


Sepulang jualan es ia dengan telaten menguruk sawah tersebut agar sama tingginya dengan jalan raya. Bahkan untuk membuat bangunan itu batu batanya ia buat sendiri. Usaha yang didasari dengan serius itu dari tahun ke tahun mengalami perkembangan yang signifikan. Berawal dari 12 bangku kayu kini berkembang menjadi 360 seat (tempat duduk).
“Perkembangan ini merupakan kenikmatan yang harus disukuri,” ujar Haji Tongat yang tahun 1995-1996 melaksanakan ibadah haji dan hingga kini 7 kali umroh ini. 


Rumah makan Ijo yang dikenal dengan masakan Jawa itu pelanggannya bersifat umum. Diantaranya para pengemudi angkutan umum, truk, travel, maupun pelancong yang tengah bepergian. Pelayanan yang bagus, rasa dan harga yang wajar, dampaknya pelanggan menyampaikan informasi itu dari mulut kemulut. Bahkan saking populernya, nama Rumah Makan Ijo kini banyak ditiru sejumlah rumah makan di berbagai daerah. Apakah tidak dibuatkan hak patennya? “Enggaklah. Soal rezeki adalah urusan Tuhan,” ujar pria yang kini di BPC PHRI Kebumen mendapat mandat menangani Bidang Sosial dan Budaya ini. 

Dalam menjalani usaha ini H Tongat berjalan apa adanya dan tidak berambisi untuk melebarkan sayapnya dengan membuka cabang di lain tempat. Ia telah mensyukuri rejeki yang dilimpahkan kepadanya.
Saya selalu mensukuri nikmat Allah. Dulu saya rekoso, sekarang sudah bisa hidup seperti ini merupakan kenikmatan yang luar biasa. Kini waktunya juga banyak dihabiskan untuk berkeliling ceramah dalam rangka menularkan pendidikan akidah yakni ajaran agama yang diyakininya sebagai seorang muslim. Ayah tiga anak ini bersyukur pula bahwa anak ke dua dan ketiganya menuruni hoby ayaknya di bidang kuliner. Sedang yang pertama tinggal di Borobudur Magelang untuk mengelola usaha pariwisata di sana. 












Pemerhati transportasi publik, bus, truck serta sejarahnya.
  • Facebook
  • WhatsApp
  • Instagram
  • Next
    « Prev Post
    Previous
    Next Post »

    Note: Only a member of this blog may post a comment.

    Terima Kasih

    Followers